Geografi Ekonomi
HANDOUT
MATA
KULIAH GEOGRAFI EKONOMI
OLEH:
Prof. Dr. ENOK MARYANI, M.S.
BAGJA WALUYA, S.Pd.
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2011
PERKEMBANGAN ILMU GEOGRAFI
§ Dimulai sejak jaman Yunani Kuno:
Ö
Cerita
pengalaman suatu daerah
Ö
Melepaskan
diri dari alam pikiran yang bersifat kepercayaan (mitologi), dimana abad VI SM
berkembang IPA didasarkan pada logika (filsafat), seperti: Anaximenes, Thales,
Herodotus, Erasthosthenes.
§ Abad kegelapan (the dark ages/abad
pertengahan) dan muncul masa Renaissance. (petualangan besar dari Eropa
dan geografi utk kepentingan kolonialisme). Geografi masih membicarakan tentang
alam dan berbagai aspek kehidupan di permukaan bumi. Dianggap sebagai peletak
dasar geografi fisik:
Ö
Van
woodmard (1696) menyelidiki tentang fosil-fosil.
Ö
Issac
Vossius (1663) tentang arus laut di dunia.
Ö
Halley
menjelaskan tentang adanya angin pasat dan angin musim.
Ö
Cuache
(1752) membahas tentang pembentukan pegunungan.
Ö
Buffon
(1778) buku berjudul Epocue de la Nature.
Ö
Hutton
(1788) buku berjudul Theory of the earth.
§ Geografi Modern muncul abad XVIII
Ö
Immanue
Kant (geografi politik) membagi 6 bagian: Matematical Geography, Moral
Geography, Political Geography, Physical Geography, Merchantile Geography,
Theological Geography.
Ö
Karl
Ritter (1779-1859), secara ilmiah, Fisis determinis, Geografi Sosial.
Daerah yang didiami manusia dan pemetaannya
Gerak perpindahan manusia dan sebab akibatnya
Peranan alam dalam menentukan kehidupan manusia
Ö
Ernst
Kapp dengan Kultur Geographie. Manusia dianggap sebagai mahluk yang
aktif terhadap lingkungan dan tempat
tinggalnya, dan tidak pasif seperti anggapan Ritter.
Ö
Otto
Schluter (1872) jalan keluar bagi Anthropogeographie Ratzel. Bahwa bukan alam
yang menjadi dasar kerja Geografi, tetapi manusia dan kebudayaannya (Pandangan
Kultur Geographie): Geografi tempat tinggal, Geografi ekonomi, Geografi
Transportasi.
Ö
Paul
Vidal de la Blache (1845-1919) dari fisis determinis menjadi Possibilisme. Geografi
bukanlah pengetahuan buku semata-mata tetapi haruslah dimulai dari kenyataan,
bahwa setiap teori dan kerangka pemikiran harus dapat dibuktikan. Faktor
yang menentukan kehidupan manusia adalah Genre de Vie artinya: tipe
proses produksi yang dipilih manusia dari kemungkinan-kemungkinan yang
diberikan oleh tanah, iklim, dan ruang yang terdapat di suatu daerah.
PENGERTIAN DAN PENDEKATAN
§ Alexander: Geography the study of
spatial variation on the earth’s surface.
§ Geografi mempelajari sesuatu gejala,
sesuatu aspek dari segi ruang. Ruang muka bumi bisa dipelajari secara
keseluruhan (general geography) atau bagian demi bagian (Regional
Geography).
Sering disebut: space science, spatial science,
areal science, regional science.
§ Semlok 1988 di Semarang: Geografi
adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan
sudut pandang kelingkungan, kewilayahan dalam konteks keruangan.
Prinsip dasar Geografi:
- Prinsip penyebaran (distribution)
- Prinsip relasi (relationship)
- Prinsip region
Sepuluh (10) konsep esensial
geografi:
(a) konsep lokasi, (b) konsep
jarak, (c) konsep keterjangkauan, (d) konsep pola, (e) konsep morfologi, (f)
konsep nilai kegunaan, (g) konsep anglomerasi, (h) konsep interaksi dan
interpendensi, (i) konsep diferensiasi areal (struktur keruangan/ distribusi
keruangan, (j) konsep keterkaitan keruangan ( proses keruangan).
Menurut Bintarto (1984) Geografi
mempelajari hubungan kausal gejala-gejala muka bumi, baik fisik maupun makhluk
hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, ekologi, dan
regional untuk kepentingan program, proses dan keberhasilan pembangunan.
Batasan Geografi ini mengandung arti bahwa studi geografi merupakan pengkajian
keilmuan, gejala dan masalah geografi.
Geografi dibedakan menjadi dua
yaitu geografi fisik dan geografi manusia. Geografi fisik menurut Nursid yaitu
cabang geografi yang mempelajari gejala fisik dari permukaan bumi. Sedang
geografi manusia yaitu cabang geografi yang bidang studinya aspek keruangan
gejala di permukaan bumi dengan mengambil manusia sebagai obyek pokoknya.
(Sumaatmaja,1988:52-53).
Analisa Interaksi Keruangan
1. Gerakan dalam Geografi
Penduduk memiliki ciri bergerak,
hal ini tidaklah disebabkan karena ia dengan kemauannya sendiri dapat pergi ke
tempat lain secara sadar, tetapi juga karena ia mampu menggerakkan (
memindahkan) berbagai barang dan gagasan ke alamat lain. Ia pun mampu menerima
pemindahan barang dan gagasan (informasi) yang diperlukannya.
Setiap hari jutaan manusia
berpindah ( bergerak) diantaranya karena pekerjaannya; setiap hari kantor pos
mengirim surat dan barang serta berbagai informasi. Juga terjadi pengiriman
(transportasi) barang lewat angkutan darat, laut, udara. Masih ada jenis
pemindahan yang lain yaitu energi misalnya arus listrik, serta pemindahan lewat
pipa seperti gas, air, minyak bumi.
Selain bentuk arus perpindahan
diatas, tersedia tiga bentuk utama yaitu: (a) migrasi, jika menyangkut arus
manusia, (b) komunikasi, jika menyangkut gerakan/perpindahan gagasan dan
informasi, (c) transportasi, jika menyangkut materi dan energi.
2. Interaksi Keruangan
a. Faktor terjadinya Interaksi
Keruangan
1.
Komplementaritas regional
yaitu adanya region yang berbeda kemampuan sumberdayanya, disuatu pihak surplus
dan dilain pihak minus. Kondisi ini memberikan kemungkinan terjadinya
pengaliran yang besar dan meningkatkan perpindahan arus. Kondisi ini memberikan
kemungkinan terjadinya pengaliran arus perpindahan yang besar. Komplementaritas
antar dua kota atau kelompok manusia berkaitan dengan permintaan dan penawaran.
2.
Kesempatan berintervensi
yaitu: adanya kemungkinan perntara yang dapat menghambat terjadinya perpindahan
barang atau manusia.
3.
Kemudahan trasfer dalam
ruang ( spatial transferability ) adalah fungsi jarak yang diukur dalam
biaya dan waktu yang nyata. Komoditi tertentu yang dibutuhkan sesuatu daerah
dari daerah lain yang tertentu pula, memiliki daya transfer yang tinggi, jarak
yang ditempuh, biaya angkut yang memadai, dan trasportasi yang lancar merupakan
kemudahan transfer dalam ruang yang menjamin lancarnya interaksi.
b. Pengertian Interaksi Keruangan
Ilmu Geografi yang mencakup arus
manusia, materi, informasi, dan energi dicakup dalam pengertian interaksi
keruangan, yang tercakup pula saling keterlibatan antara gejala- gejala yang
ada saling berpengaruh, dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gbr. 2.1. Interaksi
Interaksi keruangan merupakan
suatu permulaan dari usaha menerangkan lokasi dari gejala- gejala, distribusinya
( pembagian, sebaran dalam ruang) dan difusinya ( persebaran, perluasan). Interaksi
keruangan menurut Daldjoeni (1991;197) merupakan suatu pengertian yang dalam
geografi sosial dipakai untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pengaruh
keruangan dari relasi yang ada antara manusia dengan manusia serta antara
manusia dengan lingkungaanya yang dinyatakan pada arus manusia, materi,
informasi, energi, sehingga menjadikan dasar untuk menerangkan gejala- gejala
lokasi, relokasi, distribusi, difusi.
PENGERTIAN GEOGRAFI EKONOMI
Geografi Ekonomi = Geonomics = Economic in Space
Alexander: Economic Geography is the study of areal variation or the
earth’s surface in man’s activities related to producing, exchanging, and
consuming wealth.
(Alexander dan Gibson, 1979 : 6
), Geografi ekonomi adalah studi tentang variasi wilayah dimuka bumi yang
mencakup aktifitas manusia, meliputi : produksi, konsumsi, dan distribusi dalam
hubungannya dengan lingkungan tempat hidupnya.
(Alexander, 1963), Geografi
sebagai studi variasi keruangan di permukaan bumi di mana manusia melakukan
aktivitas yang berhubungan dengan produksi, pertukaran dan pemakaian sumber
daya demi kesejahteraannya.
Nursid (1988:54 ), Geografi
ekonomi sebagai cabang geografi manusia yang bidang studinya struktur aktivitas
keruangan ekonomi sehingga titik berat studinya adalah aspek keruangan struktur
ekonomi manusia yang di dalamnya bidang pertanian,
industri-perdagangan-komunikasi-transportasi dan lain sebagainya.
H. Robinson (1979), Geografi
ekonomi sebagai ilmu yang membahas mengenai cara-cara manusia dalam
kelangsungan hidupnya berkaitan dengan aspek keruangan, dalam hal ini
berhubungan dengan eksplorasi sumber daya alam dari bumi oleh manusia, produksi
dari komoditi (bahan mentah, bahan pangan, barang pabrik) kemudian usaha
transportasi, distribusi, konsumsi.
(Miller, 1984), Geografi ekonomi
merupakan cabang dari geografi manusia di mana bidang studinya adalah struktur
keruangan aktivitas ekonomi.
(Miller dan Renner, 1957),
Geografi ekonomi adalah studi tentang aktivitas-aktivitas ekonomi dan
hubungannya dengan lingkungan fisikal.
Ö
Geografi
pertanian
Ö
Geografi
Industri
Ö
Geografi
perdagangan dan industri
Ö
Geografi
sumberdaya
Ö
Geografi
energi
Ö
Geografi
pariwisata
Ada dua pendekatan dalam Geografi Ekonomi:
- Pendekatan regional
Economic
region:
Suatu daerah yang pada umumnya
memperlihatkan suatu keseragaman dari pada hasil kerja segolongan penduduk di
daerah itu dalam mengambil faedah atau manfaat dari sumber-sumber alam yang
ada, dengan membedakannya dari daerah lain di sekitarnya.
- Pendekatan Topik
Pendekatan mengenai suatu gejala atau
fenomena tertentu atau terhadap gejala-gejala pembentuk fenomena.
Region: suatu wilayah muka bumi yang karena
kerjasama dan pengaruh berbagai faktor memperlihatkan suatu individualitas dan
homogenitas tersendiri, dan jelas dapat dibedakan dari daerah disekitarnya.
Alexander: a region = an area juga digunakan istilah zone,
belt, land, realm.
-
region
fisis
-
region
sosial ekonomic
-
region
budaya
Hasil kerja manusia (Jones): productive
occupation
Pendekatan topik:
-
Commodity
approach,misalnya: karet, teh, kelapa.
-
Activity
or occupational approach: pertanian karet rakyat.
Tiga masalah pertanyaan dasar dalam membahas geografi ekonomi:
Pertama: Where is the economic activity located?
Kedua: What are the characteristics or the economic activity?
Ketiga: To what other penomena is the economic activity related?
Untuk mencari hubungan
tersebut digunakan pendekatan:
1) Analisa sebab akibat (causal relationship)
2) Analisa hubungan fisik dan kultural
3) Relasi intern dan ekstern (analisa dalam
hubungan-hubungan ruang)
4) Analisa korelasi (menggunakan data statistik)
MACAM-MACAM AKTIVITAS
EKONOMI
Aktivitas Ekonomi manusia:
1. Primary occupation: bidang usaha yang
langsung berhubungan dgn hasil produksi dr apa-apa yg disediakan oleh alam.
2. Secondary occupation: usaha yg berhubungan
dgn proses pengolahan dan pengubahan bahan mentah atau bahan dasar mjd barang
jadi/setengah jadi. Sering disebut Manufacturing
atau industri dlm arti sempit.
3. Tertiary occupation: usaha di bidang
pelayanan dan jasa.
Pada negara berkembang usaha bidang primer sgt
penting dan dominan. Makin maju dan tinggi tingkat teknologi peranan sektor
primer semakin berkurang. Contoh: Indonesia (70%), India (70%), Zaire (80%),
sedangkan Jepang (40%) dan Italia (50%). Bahkan utk negara maju dibawah 20%
seperti di Inggris (5%).
Thomas, membagi 3 aktivitas ekonomi manusia berdasarkan real income :
- Commercial
- Commercial subsistence
- Subsistence with some commerce
MAJOR CATAGORIES OF ECONOMIC ACTIVITIES
PERTUMBUHAN EKONOMI
· Indonesia Sebagai Negara Agraris
-
Sebagian
besar (70%) penduduk Indonesia tinggal di pedesaan
-
Umumnya
bermata pencaharian sbg petani
-
Kepemilikan
lahan sempit (< 0,5 ha/ rumah tangga tani)
-
Keuntungan
dlm sektor pertanian sangat minim
·
Upaya
pemerintah dlm Pembangunan Sektor Pertanian
-
Intensifikasi
-
Ekstensifikasi
·
REPELITA
II Pembangunan sektor Industri didukung oleh Pertanian yang mantap.
·
Jumlah
& Perkembangan manusia yang semakin tinggi yang ditunjang IPTEK, berakibat
semakin kompleknya kegiatan perindustrian.
Pertumbuhan ekonomi menurut analisa Rostow :
- Perubahan orientasi organisasi ekonomi, politik dan sosial yang awalnya ke dalam menjadi orientasi ke luar.
- Perubahan pandangan masyarakat thdp jumlah anak
- Perubahan kegiatan penanaman modal dari tidak produktif ke arah kegiatan produktif.
- Perubahan cara masyarakat dlm menentukan kedudukan seseorang dlm masyarakat, dari berdasarkan keluarga/suku bangsa menjadi berdasar pada pekerjaannya.
- Kehidupan manusia ditentukan oleh alam menjadi manusia harus dapat memanipulasi alam sekitar utk menciptakan kemajuan.
Pertumbuhan
Ekonomi (oleh Industri) Negara-negara di Dunia
(W.W.
ROSTOW):
PERTANIAN
Manusia memperoleh bahan makanan mula-mula dari
hasil mengumpulkan (meramu), kemudian dari hasil mengusahakan hewan (ternak) atau
bercocok tanam.
Meramu (Collective gathering):
- Primitive subsistence hunting and fishing (hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri/keluarga)
Usaha Tani (Farming)
- Primitive subsistence farming dan intensive subsistence farming (untuk memenuhi kebutuhan sendiri
- Commercial hunting anf fishing (untuk maksud diperdagangkan)
Faktor-faktor Geografis yang mempengaruhi aktivitas pertanian:
- Faktor-faktor fisis
- Faktor-faktor sosial
- Faktor ekonomi
- Faktor politik
- Faktor teknologi
Berkembangnya sektor pertanian di Indonesia
sangat didukung oleh faktor iklim, tanah, dan kodisi sosial budaya sebagian
masyarakat Indonesia yang bercorak agraris, kecuali modernisasi dalam bidang
pertanian negara kita yang dirasakan masih relatif belum maju.
Kondisi sumber daya tanah negara kita yang
sebagian besar terdiri atas tanah vulkanis dan andosol serta beberapa jenis
tanah lainnya (lihat kembali bab pedologi pada buku kelas X) dengan pola iklim
tropis basah merupakan salah satu pendorong utama bagi maraknya kegiatan sektor
pertanian. Mineral-mineral yang dikeluarkan oleh perut bumi pada saat terjadi
erupsi gunung api merupakan bahan-bahan hara yang sangat diperluka bagi pertumbuhan tanaman.
Selain itu proses letusan gunung api pada dasarnya merupakan proses peremajaan
tanah, sehingga tingkat kesuburan tanah vulkanis senantiasa tinggi. Oleh karena
tidaklah mengherankan sebagian besar penduduk Indonesia, terutama yang tinggal
di pedesaan banyak bergerak dalam sektor pertanian dan perkebunan. Menurut data
tahun 1990 penduduk Indonesia yang bermata pencaharian pertanian mencapai angka
49,3% kemudian pada tahun 1991 menjadi 53,9% ternyata ada peningkatan angka.
Faktor sumber daya alam lainnya yang
sangat mendukung pemanfaatan sektor pertanian antara lain ketersediaan sumber
daya air, baik berupa rata-rata curah hujan yang senantiasa tinggi sepanjang
tahun, air tanah permukaan dan air tanah artesis, serta air yang meliputi
sungai, danau, dan perairan lainnya.
Secara umum sistem pertanian yang biasa
diupayakan penduduk di negara kita terdiri atas 3 kelompok besar, yaitu
pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, dan perkebunan.
Pertanian
Lahan Basah
Sistem pertanian lahan basah sering
dinamakan pula pertanian sawah. Pertanian ini merupakan salah satu jenis
pengusahaan sumber daya tanah yang paling banyak diupayakan penduduk di
Indonesia. Pola budi daya pertanian sawah paling optimal jika dikembangkan di
wilayah dataran rendah, dengan ketinggian kurang dari 300 meter di atas
permukaan laut, dimana persediaan air terutama air permukaan untuk irigasi
cukup banyak sepanjang tahun. Sebagai
contoh kawasan dataran rendah sepanjang jalur pantai utara Pulau Jawa (Jalur
Pantura), seperti Kerawang, Purwakarta, Bekasi, Subang, dan Indramayu merupakan
ladang padi bagi Jawa Barat karena daerah-daerah tersebut sangat memenuhi
persyaratan bagi pertanian sawah. Wilayah pesawahan jalur pantai utara ini
terus menyambung dengan daerah Jawa Tengah. Pertanian sawah juga banyak
diupayakan penduduk yang tinggal di sebagian Sumatra dan Kalimantan.
Beberapa jenis budi daya tanaman padi
sawah yang biasa diupayakan penduduk antara lain sebagai berikut.
1)
Sawah Irigasi
Sawah irigasi adalah sawah yang paling
tinggi tingkat produktifitasnya, dimana keperluan airnya disuplai oleh irigasi
teknis, sehingga setiap saat kebutuhan air terpenuhi. Tingkat kesuburannya
sangat tinggi, akibatnya panen bisa dilakukan sampai tiga kali dalam satu
tahun. Sawah jenis ini banyak ditemukan di Pulau Jawa. Hal ini terjadi karena
tanahnya yang subur berasal dari endapan debu vulkanis, seperti yang kita
ketahui bawa di Pulau Jawa banyak ditemukan gunung api yang masih aktif. Selain
itu curah hujan yang tinggi dan aliran sungai yang memungkinkan bisa dibendung
untuk dibuat irigasi.
2) Sawah Tadah Hujan
Sawah tadah hujan adalah sawah yang sistem
pengairannya sangat mengandalkan curah hujan. Jenis sawah ini hanya dapat
diolah jika ada air hujan. Hanya pada musim hujan saja sawah ini bisa
menghasilkan dan pada musim kemarau sawah ini dibiarkan tidak diolah karena air
sulit didapat atau bahkan tidak ada sama sekali. Pertanian sawah tadah hujan
sangat cocok dikembangkan di wilayah yang memiliki curah hujan tinggi.
3) Sawah Bencah atau Pasang Surut
Sawah pasang surut adalah sawah yang
terdapat di sekitar muara-muara sungai atau rawa-rawa sekitar pantai. Jenis padi
pasang surut biasa diupayakan penduduk di sekitar kawasan tanah aluvial di
muara sungai, sebagai hasil sedimentasi lumpur karena luapan air sungai saat
air laut pasang. Sawah ini diolah hanya satu kali dalam setahun. Keperluan air
untuk tanaman padi dipengaruhi oleh pasang surut air laut, sehingga jika air
laut sedang pasang yang berlebihan bisa mengakibatkan meluapnya air sungai dan
tanaman padi bisa terendam.
4) Sawah Kambang
Padi kambang
adalah jenis tanaman padi yang panjang batangnya biasa menyesuaikan dengan
tinggi muka air pada lahan sawah. Hal yang perlu diperhatikan dalam sistem padi
kambang adalah bahwa petani hendaknya mengerti benar perilaku air di daerahnya.
Hasil pertanian padi kambang ini kurang baik, biasanya hanya sekitar 0,5 kali
sistem pertanian irigasi.
5) Sawah Padi Gogo-Rancah
Padi gogo rancah
merupakan sistem pertanian sawah dengan mengupayakan jenis padi yang pada saat
pengairan cukup baik (musim hujan) menjadi padi sawah biasa, tetapi jika tidak
ada air maka sawah ini berubah menjadi padi gogo (huma).
Pertanian
Lahan Kering
Di
wilayah-wilayah yang memiliki ketinggian sekitar 500 – 1.500 meter di atas
permukaan laut, dengan rata-rata kondisi suhu udara sedang sampai sejuk, bentuk
pertanian yang biasa kita jumpai adalah pertanian lahan kering dan hortikultur.
Beberapa ahli pertanian ada yang membedakan istilah jenis pertanian lahan
kering dan hortikultur. Perbedaan antara jenis pertanian lahan kering murni dan
hortikultur terletak pada jenis tanaman yang biasa dibudidayakan, dimana pertanian
lahan kering murni biasa mengupayakan palawija, sedangkan hortikultur lebih
menekankan pada sayuran dan buah-buahan, serta bunga-bungaan. Hampir semua
jenis tanaman sayuran dan buah-buahan banyak diupayakan oleh penduduk di
wilayah ini.
Pertanian
Ladang
Pertanian ladang adalah jenis
usaha pertanian yang memanfaatkan lahan kering, artinya dalam pengolahan
pertanian tidak banyak memerlukan air. Tanaman yang biasa diusahakan adalah
padi dan beberapa jenis tanaman palawija. Pertanian ladang ada dua jenis berikut
ini. Selain itu kita juga mengenal sistem pertanian tegalan.
1)
Pertanian Ladang Berpindah
Jenis usaha pertanian ini dilakukan oleh
para petani perambah hutan, di mana mereka membuat lahan pertanian ladang
dengan cara membuka hutan lalu membakar kayu-kayunya, kemudian ditanami dengan
tanaman huma dan palawija. Setelah lahan garapannya dirasakan tidak subur lagi,
maka mereka berpindah tempat untuk mencari dan membuka lahan hutan yang baru.
Jenis usaha pertanian ladang banyak ditemukan di daerah-daerah yang masih luas
lahan pertaniannya, seperti : di Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Sistem ladang
berpindah merupakan salah satu aktivitas manusia dalam memanfaatkan sumber daya
alam yang kurang memperhatikan aspek-aspek kelestarian alam. Sering kali kita
lihat meluasnya lahan kritis, kerusakan hutan, atau kebakaran akibat para
petani perambah hutan.
2)
Pertanian Ladang Tetap
Jenis usaha ladang tetap ini dilakukan
oleh para petani yang terdapat di Pulau Jawa, sebab lahan pertanian di Pulau
Jawa sudah terbatas luasnya sehingga tidak mungkin untuk melakukan sistem
ladang berpindah-pindah. Cara perlakuan dalam pengolahan ladang tetap ini
sedikit berbeda dengan ladang berpindah. Pada ladang tetap ini biasanya tidak
ada langkah pengolahan babat bakar kemudian tanam, akan tetapi babat, cangkul
dan kemudian tanam.
3)
Pertanian Tegalan
Pertanian tegalan adalah usaha
pertanian yang mengolah lahan-lahan kering menjadi lebih produktif. Budi daya
pertanian tegalan ini tidak banyak memerlukan air. Jenis tanaman yang biasa
diusahakan adalah sejenis palawija.
Upaya
Peningkatan Produksi Pertanian
Usaha yang
dilakukan pemerintah bersama-sama dengan masyarakat untuk meningkatkan produksi
pertanian antara lain melalui program intensifikasi,
ekstensifikasi, mekanisasi, diversifikasi, dan rehabilitasi tanah pertanian.
Intensifikasi merupakan upaya peningkatan produksi pertanian tanpa menambah
luas lahan yang ada, tetapi mengupayakan lahan seoptimal mungkin misalnya
melalui program Sapta Usaha Tani,
yang meliputi :
1)
pengolahan tanah yang baik,
2)
pemilihan bibit unggul,
3)
pengairan (irigasi),
4)
pemupukan,
5)
pemberantasan hama dan penyakit secara terpadu,
6)
pengolahan pasca panen,
7)
pemasaran hasil.
Ekstensifikasi
adalah upaya peningkatan produksi pertanian dengan menambah luas lahan yang
telah ada, misalnya melalui pembukaan lahan hutan, semak belukar atau
mengeringkan lahan rawa untuk dijadikan tanah pertanian. Upaya ini banyak
dilakukan di wilayah-wilayah yang masih luas, seperti Kalimantan dan Papua.
Adapun mekanisasi pertanian merupakan upaya peningkatan produksi pertanian
denganmengaplikasikan teknologi pertanian berupa mesin-mesin pertanian yang
moderen dan tepat guna.
Selain
intensifikasi dan ekstensifikasi, upaya peningkatan produksi juga dilakukan
melalui program diversikasi, yaitu penganekaragaman jenis tanaman baik melalui
sistem tumpang sari maupun tumpang gilir. Tumpang sari dapat diartikan sebagai
penganekaragaman jenis tanaman pada sebidang lahan pada periode waktu yang
sama, misalnya tanaman tomat ditumpangsarikan dengan sayuran. Senagkan tumpang
gilir adalah sistem penganekaragaman jenis tanaman pertanian dengan sistem
rotasi, misalnya padi-palawija-padi.
Rehabilitasi
merupakan upaya pengembalian tingkat kesuburan tanah-tanah yang sudah kurang
produktif.
REVOLUSI HIJAU
Merupakan usaha pengembangan teknologi pertanian untuk meningkatkan produksi pangan. Mengubah dari pertanian tradisional menjadi pertanian yang menggunakan teknologi lebih maju.
Diawali oleh Ford dan Rockefeller Foundation, yang mengembangkan gandum di Meksiko (1950) dan padi diFilipina (1960). Revolusi hijau menekankan pada SEREALIA: padi, jagung, gandum, dan lain-lain.
REVOLUSI HIJAU DI INDONESIA
Dilakukan dengan EKSTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASI pertanian. Ekstensifikasi dengan perluasan areal. Terbatasnya areal, menyebabkan pengembangan lebih banyak pada intensifikasi. Intensifikasi dilakukan melalui Panca Usaha Tani, yaitu:
1. Teknik pengolahan lahan pertanian
2. Pengaturan irigasi
3. Pemupukan
4. Pemberantasan hama
5. Penggunaan bibit unggul
DAMPAK POSITIF REVOLUSI HIJAU
Produksi padi dan gandum meningkat sehingga pemenuhan pangan (karbohidrat) meningkat. Sebagai contoh: Indonesia dari pengimpor beras mampu swasembada.
PERMASALAHAN DAN DAMPAK NEGATIF
1.
|
Penurunan produksi protein, dikarenakan pengembangan
serealia (sebagai sumber karbohidrat) tidak diimbangi pengembangan pangan
sumber protein dan lahan peternakan diubah menjadi sawah.
|
2.
|
Penurunan keanekaragaman hayati.
|
3.
|
Penggunaan pupuk terus menerus menyebabkan
ketergantungan tanaman pada pupuk.
|
4.
|
Penggunaan peptisida menyebabkan munculnya hama strain
baru yang resisten.
|
1. Masa pertumbuhan pendek (cepat menghasilkan)
2. Tahan hama dan penyakit
3. Produksi tinggi dan rasanya enak
4. Adaptif terhadap kondisi lingkungan
S. Masa produksi lama
PERINDUSTRIAN
Istilah industri sering diidentikkan
dengan semua kegiatan ekonomi manusia yang mengolah barang mentah atau bahan
baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi atau menjadi barang yang
lebih tinggi nilai kegunaanya. Definisi ini tidak seluruhnya betul sebab pada
dasarnya difnisi di atas hanya merupakan bagian dari kegiatan industri atau
sering disebut sebagai definisi industri dalam arti sempit. Dalam pengertian
yang lebih luas industri dapat diartikan sebagai semua kegiatan manusia dalam
bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial untuk memenuhi kebutuhan
hidup.
Industri dalam pengertian luas dibedakan
menjadi 3 yaitu :
a. Industri primer
b. Industri sekunder
c. Industri tertier
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kegiatan
Industri
Beberapa faktor yang mendukung kegiatan industri antara lain sebagai berikut
ini.
1) Bahan Mentah atau Bahan Baku
2) Tenaga Kerja
3) Modal
4) Sumber Energi
5)
Teknologi
6)
Pasar
7)
Transportasi
8)
Kebijakan Pemerintah
Kegiatan
industri tidak terlepas dari peran pemerintah dalam menentukan
kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan ketentuan atau perundangan tentang
sistem perindustrian, misalnya ketentuan mengenai bea masuk, pajak, pembatasan
ekspor-impor, penentuan jenis dan lokasi industri, undang-undang
ketenagakerjaan, upah minimum regional, dan sebagainya.
b. Pengelompokan Jenis industri
Jenis industri banyak sekali macamnya. Ada
yang bergerak dalam pengolahan hasil-hasil sektor pertanian, perkebunan,
pertambangan, kehutanan, obat-obtan, pupuk, kendaraan bermotor, pelayanan dan
jasa, serta masih banyak lagi. Oleh karena itu untuk memudahkan dalam
mengidentifikasi dan mengkaji berbagai macam kegiatan manufaktur tersebut
diperlukan sistem pengklasifikasian jenis industri yang didasarkan atas
kriteria-kriteria tertentu.
Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang
terlibat, industri dibagi menjadi 3, yaitu industri
kecil, sedang, dan besar.
Industri kecil memiliki jumlah tenaga kerja kurang dari 10 orang. Pada umumnya
industri kecil merupakan bentuk industri rumah tangga (home industry), dengan
ciri-ciri antara lain : 1) jumlah modal yang diinvestasikan relatif kecil, 2) peralatan
dan teknologi yang digunakan dalam proses pengolahan relatif sederhana atau
tradisional, 3) tenaga kerja yang terlibat dalam aktivitas industri biasanya
tidak memiliki pendidikan atau keahlian khusus, 4) kadang-kadang tidak ada
patokan jam kerja yang jelas, 5) upah kerja relatif kecil, 6) jumlah dan
kualitas produksinya relatif rendah. Beberapa contoh jenis industri kecil
antara lain industri kerajinan (handicraft industry), kain tenun, batik tulis,
pengolahan makanan, dan lain-lain.
Tenaga kerja yang terlibat dalam industri
sedang berkisar antara 10 – 299 orang. Ciri-ciri yang umum dijumpai pada jenis
industri sedang antara lain : 1) modal yang diinvestasikan cukup besar, 2)
peralatan yang digunakan dan cara pengolahan
bahan baku sudah lebih maju dengan penggunaan teknologi yang relatif
lebih baik dibandingkan dengan industri kecil, 3) para pekerja sudah memerlukan
keahlian khusus, 4) sudah terdapat patokan jam kerja, 5) upah yang diperolah
tenaga kerja mengikuti ketentuan UMR, 6) kegiatan industri dilakukan di tempat
khusus (pabrik), 7) produk yang dihasilkan memiliki jumlah lebih banyak dengan
kualitas yang lebih baik. Beberapa contoh industri sedang antara lain industri
pakaian jadi, batik moderen (batik cap), dan percetakan.
Industri besar memiliki tenaga kerja lebih
dari 300 orang, dengan ciri-ciri antara lain 1) memiliki modal yang sangat
besar, 2) menggunakan peralatan berupa mesin-mesin moderen, 3) memerlukan
banyak tenaga kerja yang ahli atau terlatih, 4) barang yang dihasilkan
jumlahnya banyak dengan kualitas tinggi, 5) selain untuk memenuhi kebutuhan
domestik, produk yang dihasilkan diorientasikan untuk komoditas ekspor. Contoh
industri besar antara lain industri kendaraan bermotor, pengolahan besi-baja,
semen, pupuk, dan pabrik farmasi.
Departemen
Perindustrian menentukan pengelompokkan jenis industri ke dalam 4 kelompok
utama, yaitu
a. Industri
Kimia Dasar, yaitu
kelompok industri yang bahan baku atau olahannya menggunakan bahan-bahan kimia. Jenis-jenis industri yang
termasuk dalam kelompok industri kimia dasar antara lain industri semen, pupuk,
pestisida, kertas, bahan peledak, dan ban kendaraan.
b. Industri Mesin dan Logam Dasar, yaitu industri bahan dan produk dasar
logam, perlengkapan pabrik, peralatan listrik, dan kendaraan bermotor dan alat
transportasi.
c. Aneka Industri, yaitu kelompok industri yang menghasilkan barang-barang untuk memenuhi bermacam-macam
kebuthan masyarakat. Termasuk ke dalam kelompok ini antara lain aneka pengolahan pangan atau aneka makanan dan minuman seperti susu
bubuk, susu cair, minuman kaleng atau botol, kecap, penyedap rasa, mie instan,
dan minyak goreng, aneka sandang
seperti industri benang, tekstil, pakaian jadi (garmen), aneka kimia dan serat meliputi industri cat, deterjen, sabun mandi,
korek api, dan pipa paralon, aneka bahan
bangunan dan umum meliputi gelas,
botol minuman, kayu lapis, dan kayu gergajian atau kayu potong.
d. Industri
Keci, yaitu jenis
industri rumah tangga.
Tabel:
Pengelompokan Industri Menurut Departemen Perindustrian
Kelompok Industri
|
Cabang Industri
|
Komoditi Industri
|
Industri Kimia Dasar
|
Industri Bahan Kimia
|
a. Semen
b. Pestisida
c. Pupuk
|
Industri Mesin dan Logam Dasar
|
Industri Logam Besi dan Baja
|
a. Besi Tuang
b. Baja Tuang
|
Aneka Industri
|
Industri Makanan dan Minuman
|
a. Susu Bubuk
b. Mie Instan
c. Minyak goreng
|
Industri Kecil
|
Industri Kecil
|
a. Batik Tulis
b. Batik Cap
c. kerajinan
|
c. Dampak Kegiatan Industri
Kegiatan industri yang dilaksanakan di
suatu wilayah tentunya dapat menimbulkan beberapa dampak bagi kehidupan manusia
dan lingkungan sekitarnya, baik saifatnya positif maupun negatif. Pengaruh
kegiatan industri yang positif, dalam arti mendukung ke arah kemakmuran dan
kesejahteraan umat manusia hendaknya terus dikembangkan, sedangkan yang
sifatnya negatif perlu dihindari atau diminimalisasi. Beberapa pengaruh positif kegiatan industri antara lain kegiatan
ekonomi sektor industri mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang banyak,
meningkatkan devisa bagi negara, tidak selalu menggantungkan diri terhadap
barang-barang impor, dapat membangkitkan ekonomi penduduk sekitar kawasan
industri.
Adapun pengaruh negatif yang dapat timbul
antara lain : sering kali pembuangan limbah cair yang dialirkan ke sungai atau
badan-badan air lainnya menimbulkan pencemaran air, apabila tidak dinetralkan
terlebih dahulu, asap pabrik sebagai sisa pembakaran dapat menimbulkan polusi
udara yang mengakibatkan bahang kota atau kenaikan suhu udara di wilayah
perkotaan, kegiatan industri terkadang mengakibatkan kebisingan atau polusi
suara, kesehatan manusia dapat terganggu oleh polusi udara, air dan tanah.
Berkembangnya industri di perkotaan terkadang mengakibatkan gejala urbanisme
pada tenaga kerja yang berasal dari daearah pedesaan yang sering kali bersifat
negatif.
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan
tetrsebut, pemerintah sudah dan sedang terus melaksanakan program-program
penanggulangan, misalnya mewajibakan pabrik untuk melengkapi IPAL (instalasi
pengolahan air limbah) sehingga sebelum limbah cair di buang ke badan-badan air
seperti sungai dan danau atau ke tanah, terlebih dahulu telah dintralisasi,
membuat undang-undang ketenagakerjaan yang melindungi hak-hak pegawai, memberi
sanksi kepada pemilik pabrik yang tidak memperhatikan aspek-aspek keseimbangan
lingkungan, dan sebagainya.
PERDAGANGAN
Perdagangan merupakan proses tukar menukar
barang dan jasa dari suatu wilayah dengan wilayah lainnya. Kegiatan sosial ini
muncul karena adanya perbedaan kebutuhan dan sumber daya yang dimiliki. Sebagai
contoh wilayah A merupakan lumbung bahan pangan yang menghasilkan aneka
hasil-hasil pertanian, sedangkan daerah B merupakan zone industri yang
menghasilkan aneka bahan olahan manufaktur. Kedua wilayah tersebut tentunya
saling membutuhkan karena adanya perbedaan sumber daya yang dimiliki. Maka
terjadilah inter relasi dan interaksi
dalam bentuk pertukaran barang dan jasa. Ilustrasi tersebut memberikan gambaran
kepada kita bahwa walaupun suatu daerah subur yang kaya akan sumber daya alam,
tetap saja harus berhubungan dengan daerah lain untuk memenuhi kebutuhan yang
tidak bisa dihasilkan oleh daerahnya. Hal inilah yang menimbulkan proses
perdagangan. Adapun barang atau jasa yang diperjualbelikan atau diperdagangkan
disebut dengan komoditas.
Pada awal perkembangannya, perdagangan
dilakukan manusia dengan cara barter, tanpa alat pembayaran yang syah. Seiring
dengan perkembangan zaman maka mulai diperlukan alat tukar menukar yang syah,
yaitu uang.
a.
Klasifikasi Perdagangan
Berbagai macam penggolongan jenis
perdagangan dilakukan manusia berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.
Berdasarkan nilai perdagangannya, kita mengenal perdagangan kecil, sedang dan
besar. Perdagangan Kecil yaitu bentuk
pertukaran pada tingkat yang paling bawah, yaitu langsung dari produsen ke
konsumen. Atau dengan kata lain merupakan bentuk perdagangan eceran, seperti
warung atau toko kecil. Perdagangan
Menengah terjadi antara pedagang eceran dengan pedagang yang lebih besar,
misalnya grosir atau pasar induk, dengan komoditas yang lebih besar. Perdagangan Besar yaitu perdagangan yang
terjadi antara grosir atau pelaku perdagangan di pasar-pasar induk dengan para
produsen dalam skala besar baik melalui perdagangan domestik maupun melalui
kegiatan ekspor-impor.
Berdasarkan jangkauannya proses
perdagangan dibedakan menjadi dua, yaitu pedagangan dalam negeri dan luar
negeri. Perdagangan Dalam Negeri
merupakan proses perdagangan yang terjadi dalam satu negara. Perdagangan ini
meliputi 3 macam, yaitu sebagai berikut ini.
1)
Perdagangan
antar daerah atau perdagangan lokal, yaitu perdagangan antara kota dengan desa
atau kota dengan kota tapi masih dalam satu daerah administrasi,
2)
Perdagangan
antar provinsi,
3)
Perdagangan
antar pulau atau inster insuler, misalkan Pulau Jawa dengan Kalimantan.
Adapun Perdagangan
Luar Negeri yaitu jenis perdagangan antar negara, seperti Indonesia dengan
Singapura atau Indonesia dengan Amerika Serikat. Perpindahan barangnya kita
sebut dengan ekspor jika Indonesia mengeluarkan barang dagangannya ke luar
negeri, dan impor jika Indonesia mendatangkan barang dari luar negeri masuk ke
negara kita.
b.
Komoditas
Perdagangan
Komoditas barang maupun jasa yang
diperjualbelikan banyak macamnya. Ada yang berasal dari produk agraris seperti
pertanian, peternakan, kehutanan, dan pertambangan. Ada pula yang berasal dari
produk manufaktur, maupun jasa pelayanan dan masyarakat. Secara umum kita
mengenal komoditas yang diperdagankan untuk keperluan dalam negeri dan
keperluan ekspor ke luar negeri.
1) Komoditas Perdagangan Antar Daerah di
Indonesia
Setiap wilayah di muka bumi memiliki
keterbatasan dan perbedaan sumber daya alam dan sosial antar wilayah, termasuk
di seluruh kawasan Indonesia. Keterbatasan Komoditas sumber daya tersebut
mengakibatkan terjadinya arus perdagangan dalam negeri, baik perdagangan lokal,
inter insuler maupun antar propinsi.
Jenis komoditas yang diperdagangkan
antarpulau di Indonesia meliputi hasil hutan, pertanian, dan industri.
a) Komoditas Hasil Pertanian dan Perkebunan
Komoditas hasil pertanian dan perkebunan
yang diperjualbelikan meliputi padi, hasil pertanian hortikultur, gula tebu
karet, minyak sawit, padi, komoditas hasil palawija seperti kedelai, jagung,
dan ubi,. Sebagian besar komoditas hasil pertanian sawah dan hortikultur
seperti sayuran dan buah-buahan dihasilkan oleh Pulau Jawa dan Sumatra. Selain
untuk memenuhi kebutuhan lokal, produk pertanian dijual ke wilayah dijual ke
Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. dan sebagian lagi dijual untuk
memenuhi kebutuhan ekspor.
Komoditas Kelapa sawit banyak dihasilkan
oleh kawasan pantai dan dataran rendah Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi. Bahan
mentah industri agraris tersebut dikirim ke Pulau Jawa untuk diolah menjadi
minyak sawit (palm oil), kemudian didistribusikan kembali ke seluruh wilayah
tanah dan sebagian diekspor ke luar negeri.
b) Komoditas Hasil Hutan
Komoditas perdagangan hasil hutan meliputi
kayu, getah, dan rotan. Pulau yang menghasilkan banyak kayu adalah pulau-pulau
luas seperti Kalimantan, Sumatera, dan Papua. Jenis kayu yang menjadi andalan
pulau-pulau tersebut antara lain Kamper, Meranti, Kayu Ulin, dan Eucaliptus.
Pangsa pasar utama produk kehutanan dari pulau-pulau tersebut adalah Pulau Jawa
serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor.
c) Komoditas Hasil Pertambangan dan Industri
Komoditas perdagangan hasil pertambangan
terutama berasal dari luar Pulau Jawa, seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi
dan Papua. Komoditas tersebut dijual ke Pulau Jawa sebagai bahan baku dan
sumber energi untuk keperluan industri atau langsung diekspor ke luar negeri.
Sebagian besar lokasi industri
terkonsentrasi di Pulau Jawa dan sebagian Sumatra, baik industri hulu yang
mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi, seperti : industri
pemintalan industri pengolahan besi dan baja di Krakatau Steel di Cilegon,
Banten, pemintalan benang atau industri peralatan elektronika, maupun industri
hilir hilir yang mengolah bahan setengah jadi menjadi barang yang siap pakai
seperti pengolahan makanan dan minuman, garmen, industri kendaraan bermotor.
Komoditas yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik yang ada di Jawa kemudian
didistribusikan ke luar Pulau Jawa.
2)
Komoditas Perdagangan Luar Negeri
Secara umum komoditas perdagangan luar
negeri Indonesia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu komoditas ekspor, yaitu
jenis barang perdagangan yang dijual oleh negara kita ke luar negeri, serta
komoditas impor yang dibeli oleh Indonesia dari luar negeri. Komoditas ekspor
Indonesia berasal dari sektor minyak dan gas bumi (migas), dan non migas.
Komoditas ekspor Indonesia dari sektor migas
memegang peranan penting bagi pendapatan negara. Sampai saat ini negara kita
masih menitik beratkan sektor migas sebagai salah satu sumber devisa negara
terbesar, disamping beberapa komoditas non migas lainnya. Hal ini terbukti dari
tujuh jenis penghasil devisa negara, sektor migas menduduki peringkat pertama.
Daerah tujuan ekspor migas Indonesia adalah Jepang, Singapura, Amerika serikat,
Australia. Jepang adalah tujuan ekspor migas terbesar Indonesia yaitu hampir
mencapai 50% dari total ekspor migas.
PARIWISATA
Aktivitas
sosial-ekonomi lainnya yang banyak memanfaatkan sumber daya alam adalah sektor
pariwisata. Kegiatan ini sering dihubungkan dengan perjalanan seseorang atau
sekelompok orang ke suatu wilayah tertentu dengan tujuan untuk
bersenang-senang, di luar kegiatan rutin atau pekerjaan harian. Ada pula yang
mengartikan pariwisata sebagai perubahan tempat tinggal sementara dari
seseorang atau sekelompok orang di luar tempat tinggal tetapnya sehari-hari.
Hal ini dilakukan karena suatu alasan tertentu yang bukan untuk tujuan
melakukan kegiatan yang dapat menghasilkan upah. Sebagai contoh, setelah bekerja
selama satu minggu seseorang bersama keluarganya pergi ke kawasan Gunung
Tangkuban Perahu untuk rekreasi atau refreshing. Contoh lain misalnya siswa
kelas XI mengadakan study tour ke Jakarta untuk mengunjungi Taman Mini
Indonesia Indah, Dufan, dan Monumen Nasional.
Berkaitan dengan
sektor pariwisata, kita sering mendengar istilah wisatawan dan pelancong. Kedua
istilah ini tentunya berhubungan dengan orang yang melakukan kegiatan
pariwisata atau tour. Berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 9
Tahun 1969 Pasal (1) dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan wisatawan adalah setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya
untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dan kunjungan itu.
Adapun rumusan menurut hasil Konferensi PBB di Roma (Italia) pada tahun 1963
tentang Internasional Travel and Tourism
dijelaskan bahwa wisatawan adalah seseorang yang bepergian dari tempat
tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain , dan berdiam di tempat itu lebih
dari 24 jam dengan tujuan-tujuan meliputi : 1) untuk menggunakan waktu
senggang, baik dipergunakan untuk rekreasi (berlibur), keperluan kesehatan,
pelajaran dan pengetahuan, serta untuk menjalankan ibadah dan maupun olah raga,
2) untuk keperluan usaha atau bisnis, kunjungan keluarga, menjalankan
tugas-tugas, serta menghadiri konferensi. Bila seseorang mengadakan perjalanan
kurang dari 24 jam, maka digolongkan ke dalam pelancong. Para wisatawan ini dibedakan menjadi wisatawan domestik
atau wisatawan nusantara (wisdom atau wisnus) dan wisatawan manca negara atau
wisatawan asing (wisman).
Pariwisata
merupakan salah satu sektor ekonomi non migas yang sangat berperan dalam
peningkatan struktur ekonomi dan proses pembangunan negara. Hal ini sangat
berkaitan dengan pendapatan atau devisa negara serta pendapatan penduduk di
sekitar obyek wisata. Secara khusus manfaat pariwisata adalah aebagai berikut.
a.
meningkatnya kesempatan berusaha bagi penduduk atau
masyarakat yang tinggal di sekitar obyek wisata. Sebagai contoh dengan
membangun fasilitas di obyek wisata yang memberikan kemudahan dan kesenangan
bagi para wisatawan, misalnya fasilitas penginapan (hotel, motel, cottage dan
sebagainya), rumah makan, usaha alat transportasi, penjualan cindera mata yang
khas, menjadi guide atau pemandu wisata, dan usaha-usaha lainnya,
b.
sektor pariwisata juga dapat menyerap tenaga kerja
yang dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan penduduk,
c.
pendapatan negara meningkat, misalnya berasal dari
pajak baik dari para wisatawan yang datang maupun pajak dari fasilitas sosial di daerah obyek wisata,
keuntungan dari pertukaran mata uang asing dengan mata uang Indonesia untuk
keprluan para wisatawan,
d.
terpeliharanya kelestarian lingkungan hidup dan
kebudayaan nasional. Dengan adanya priwisata, kita senantiasa menjaga keutuhan
dan kelestarian obyek wisata, baik obyek wisata keindahan alam,
bangunan-bangunan dan peninggalan bersejarah, maupun budaya-budaya tradisional
masyarakat.
TRANSPORTASI
Transportasi
secara sederhana dapat diartikan sebagai pergerakan manusia dan barang dari satu
tempat ke tempat lain. Menurut Whynne Hammond (1981) mengartikan transportasi:
....is services or facility by which person, goods and property are conveyed
from one location to another. More over it is an organized industry created to
satisfy the basic need of society.
Alexander, transportasi merupakan suatu
sistem peredaran dunia. Transportasi merupakan suatu sistem karena di dalamnya
terdapat unsur-unsur saling terkait dan saling tergantung, seperti adanya
barang, atau orang yang akan digerakkan,prasarana berupa jalan, terminal,
pelabuhan, sarana seperti kendaraan, dan aturan-aturan yang mengatur sistem
pergerakan itu.
Transportasi dapat timbul karena
kepentingan ekonomi yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa; dan dapat
pula kepentingan non-ekonomi seperti rekreasi, militer, dan sosial. Secara
ekonomis, transportasi muncul karena adanya:
1. Distribusi sumberdaya alam tidak merata
2. Distribusi penduduk tidak merata
3. Perbedaan perkembangan teknologi
4. perbedaan pendapatan penduduk dalam ruang
Geografi melihat transportasi sebagai fenomena
yang lahir karena:
- Spatial variation
- spatial interastion
- spatial interchange
- spatial organitation
Faktor-faktor yang mempengaruhi transportasi:
- Faktor iklim
- Faktor morfologi
- Faktor geologis
- Faktor ekonomiFaktor teknologi
- Faktor politik dan kebijakan pemerintah
- Faktor sosial
Dampak keberadaan transportasi:
- Perubahan penggunaan lahan
- Penyebaran dan kepadatan penduduk
- Harga lahan
- Tingginya mobilitas penduduk
- Pembangunan berbagai fasilitas fisik lainnya
- Perubahan kebudayaan masyarakat secara luas
- keuntungan dan kelemahan jenis transportasi
membantu
BalasHapusmenunggu analisis negara berkembang dan negara majunya... gk muncul2 nih
BalasHapusMembantu, jngan lupa mampir ke blog ane jga ya gan :D
BalasHapusSama sama....terimakasih sudah berkunjung
Hapus