Mendaki Puncak Jawa Barat
31 Oktober 2014
Pukul 02.00 Perjalanan dimulai dari Kampus UPI menuju Majalengka ,, pertama-tama naik angkot menuju Pasirkoja, disambung dengan Elf Rukun Warga Jurusan Bandung Cikijing dan turun di terminal Maja Pukul 07.30..
saya putuskan untuk ikut naik gunung Ciremai bersama teman-teman Jantera angkatan 33 yang sedang melaksanakan Diklanjut, sebuah persyaratan untuk menjadi Anggota Utama Jantera dan mendapatkan no Anggota.(STOP dulu..)
Sekilas Info Gunung Ciremai
Gunung ini adalah Gunung api yang tercatat terakhir kali meletus pada tahun 1937, memiliki tinggi 3078 meter posisi geografis puncaknya terletak pada 6° 53' 30" LS dan 108° 24' 00" BT, menjadikannya sebagai puncak tertinggi di Jawa Barat.
Cerita Lagi..
Pendakian ini merupakan pendakian berjamaah dengan personil 20 orang yang terbagi dalam 5 kelompok 4 Kelompok angkatan 33 (yang sedang diklanjut) dan 1 Kelompok wisatawan (termasuk saya, bersama husni, reza dan Teja hehe)...Pendakian menggunakan jalur apuy dengan panjang kurang lebih 7,5 km (Apuy adalah nama sebuah desa di Kecamatan Argapura, Kab Majalengka ditempuh kurang lebih 30 menit dari terminal Maja menggunakan kol bak terbuka atau bisa juga menggunakan motor) . Pendakian dimulai sekitar pukul 10 pagi dari Pos 1 Berod, dilanjutkan ke pos 2,3 dan sampailah ke pos 5 pada pukul 17.30,,Pendakian kali ini dilakukan dengan santai dan tidak terburu-buru mengingat saya harus menemani teman-teman yang sedang Diklanjut dari belakang,,memastikan supaya mereka tetap aman dan bisa melanjutkan pendakian sampai ke puncak. Vegetasi selama perjalanan berawal dari vegetasi pinus di os 1-2 dilanjutkan oleh vegetasi hutan pegunungan sampai pos 5.
Magrib pun tiba,,selesai sholat kami masih membereskan pembangunan tenda supaya berdiri kokoh dan tidak bocor saat hujan,,ada kejadian unik saat saya dan teman saya Teja membangun Tenda,,tiba-tiba ada seekor burung menghampiri, anehnya burung itu tidak takut atau terbang saat kita usir,,burung itu malah tetap diam seakan mengawasi kita...Teja pun sempat cemas,,takut burung itu adalah pembawa sial..Namun setelah dengar2 cerita dari Mang Elf ternyata burung itu memang ada dan burung itu bukan pembawa sial malah sebaliknya katanya burung itu adalah penunjuk jalan..
Kira-kira waktu Isya kami memasak untuk makan malam,, tapi selang tak lama ketika mulai memasak hujan pun turun dan memasak dilakukan di dalam tenda oleh teman saya husni dan reza.Saya pun tertidur karena kelelahan...tiba-tiba husni dan eja membangunkan, nasi sudah matang..saya pun bangun dan makan malam dengan menu seadanya yaitu nugget dan sosis,,semuanya serba ayam,,kecuali ayam kampus he...
Makam malam pun usai,,,saya kembali ke tenda..dan melanjutkan tidur,,Teja sempat mengingatkan saya supaya tidak cepat tidur karena dia tidak ada teman ngobrol katanya..tapi rasa kantuk ini sudah terlalu berat...dan saya pun tidur lagi...
suara angin ribut seperti badai membangunkan saya sekitar pukul 2 pagi..tapi setelah dilihat ke luar ternyata langit cerah penuh bintang,,,perkiraan saya diluar telah terjadi badai salah besar,,karena itu adalah suara angin gunung yang bergesekan dengan dedaunan dari pohon yang berada di bawah...Pukul setengah 3 Andi dari angkatan 33 membangunkan kita semua untuk meneruskan pendakian menuju puncak..pendakaian pun dimulai pepohonan tinggi dan lebat disisi kiri dan kanan berubah menjadi pohon perdu dan cantigi bahkan lebih tinggi lagi pendakian ditemani oleh populasi edelwies,,karena memang ketinggian tempat kami berdiri sudah lebih dari 2600 m,,,
Pendakian terus berjalan,,
saat istirahat kami disuguhi pemandangan lampu pemukiman yang membentuk pola menyesbar mengelompok ,, tampak kelompok lampu yang paling terang terdapat di sebelah Tenggara,,dan Kata Teman saya Husni itu adalah Kota Majalengka,,Cahaya lampunya persis mengikuti jalan sepanjang Jalan Kyai Abdul Halim, Jalan Utama di Pusat Kab. Majalengka. Semakin lama istirahat, semakin dingin pula tubuh ini terasa.harus tetap bergerak..
Semburat merah tampak di ufuk timur, sang fajar mulai menampakkan diri,,Tim masih dalam perjalanan menuju puncak dengan jalur yang semakin terjal dan berbatu,,harus berhati-hati karena batunya licin dan sedikit berpasir.
Akhirnya sekitar pukul 5 kami sampai di Puncak..
Sorak sorai kegembiraan dan rasa syukur ditunjukkan atas keberhasilkan menggapai puncak yang harus dicapai dengan susah payah
Alhamdulillahirabbil alamin....akhirnya Tim sampai juga di Puncak tertinggi di Jawa Barat dengan ketinggian 3078m...
di puncak, saya dan teman-teman menyaksikan matahri terbit di balik gunung di Kejauhan yang katanya itu adalah Gunung Slamet..momen itu diabadikan dengan berfoto ria membelakangi sang surya yang sedang memulai tugasnya...Kami menghabiskan waktu di Puncak sampai pukul setengah 8 pagi...ada kejadian lucu saat di kami berada di Puncak yaitu plang penunjuk ketinggian puncak ciremai sudah lepas dari tiangnya,,,dan plang penunjuk itu bisa dibawa kemana-mana (dibawa ke bawah pun bisa jika niat mah hehe) jadi kami bisa membawa dan berfoto bersama plang itu dimanapun kita suka hehe..
Turun Gunung,,, Kami sampai di Pos 5 tempat camp, setelah dari puncak ternyata kami kelaparan,,,otomatis kami pun makan tapi masak dulu bro..selesainya masak dan makan kami membereskan tenda kemudian packing,,lalu turun gunung,,dimulai pukul 11.00 (kurang lebih) dan tiba di pos 1 pada pukul 2 tapi ada juga yang sampainya setengah 3 karena satu dan lain hal seperti keseleo, sakit kaki, bahkan ada yang turun dengan posisi membelakangi jalan seperti moon walk dan itu dilakukan oleh binta dan seli,,hehe,,,(mengurangi sakit katanya)
Setibanya di Pos 1 ada yang bersih-bersih, makan lagi, sholat dzuhur, beres2 dsb...setelah itu kami melanjutkan Pulang menggunakan kol bak ke Terminal Maja..dan setibanya di Maja perjalanan di teruskan ke Bandung,,,,,tapi saya tidak.. saya memutuskan untuk pergi ke Cirebon dulu..mampir ke Rumah Jubed yang katanya nanti akan diberi makan gratis...Hore...
Ciremai sungguh memukauPemandangan di atasnya sangat indah
lahan pertanian berpadu dengan perkampungan yang berjejer rapi
pohon edelweis dengn bunganya yang mekar sebagai simbol keabadian
lelah, tawa , canda melengkapi prosesi pendakian..
semakin mengeratkan kebersamaan..
sebagai bahan cerita di masa depan...
Komentar
Posting Komentar