uts PERENCANAAN PEMBELAJARAN Geografi
Ujian Tengah Semester
Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran
Gegrafi
Nama :
Muhammad Adi P
NIM :
1104318
1.
Banyak
konsep belajar yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah Skiner,
Robert M Gagne, Piaget, Carl R. Rogers, Benyamin Bloom dan Jerome Brumer,
Kemukakan dan jelaskan pandangan belajar menurut para ahli diatas?
Jawab :
a. Belajar
menurut pandangan Robert M. Gagne
Belajar
adalah suatu proses yang kompleks, sejalan dengan itu menurut Robert M Gagne
(1970) belajar merupakan kegiatan yang kompleks, dan hasil belajar berupa
kapabilitas disebabkan : (1). Stimulasi yang berasal dari lingkungan dan (2)
proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar. Gagne mengemukakan bahwa belajar
adalah perbuatan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah
belajar terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh pertumbuhan saja. Menurut
Gagne belajar terdiri dari tiga komponen penting yakni kondisi eksternal yaitu
stimulus dari lingkungan dalam acara belajar, kondisi internal yang
menggambarkan keadaan internal proses
kognitif siswa, dan hasil elajar yang menggambarkan informasi verbal,
keterampilan internal, keterampilan sikap dan kognitif.Robert M Gagne
mengemukakan delapan tipe belajar yang membentuk satu hierarkh dari yang paling
sederhana sampai paling komplek yakni :
1).
Belajar tanda-tanda atau isyarat.
2).
Belajar hubngan stimulus-respon
3).
Belajar menguasai rantai atau rangkaian hal.
4).
Belajar hubungan verbal atau asosiasi verbal
5).
Belajar membedakan atau diskriminasi.
6).
Belajar konsep-konsep
7).
Belajar aturan atau hukum-hukum
8).
Belajar memecahkan masalah
b. Belajar
menurut Pandangan Piaget
Teori Jean Piaget menitik beratkan
pada aspek perkembangan pikiran secara alami dari lahir hingga dewasa. Ada 3
aspek perkembangan pikiran secara alami dari lahir hingga dewasa. Ada 3 aspek
perkembangan intelektual yang diteliti Jean Piaget Yaitu:
1) Struktur,
yaitu ada hubungan fungsional antara tindakan fisik, tindakan mental, dan
perkembangan berpikir logis anak.
2) Isi,
yaitu pola perilaku anak yang khas yang tercermin pada respons yang
diberikannya terhadap berbagai masalah atau situasi yang dihadipinya.
3) Fungsi,
yaitu cara yang digunakan organism untuk membuat kemajuan intelektual.
c. Belajar
menurut Pandangan Carl R. Rogers
Menurut pendapat Carl R Rogers, praktek pendidikan
menitikberatkan pada segi pengajaran, bukan pada siswa yang belajar. Praktek
tersebut ditandai oleh peran guru yang dominan dan siswa hanya menghafalkan
pelajaran. Alasan pentintgnya guru
memperhatkan prinsip pendidikan dan pembelajaran adalah (1). Menjadi
manusia berarti memiliki kekuatan wajar untuk belajar, siswa tidak harus
belajar tentang hal hal yang tiada artinya (2) siswa akan belajar hal-hal yang
bermana bagi dirnya; (3) pengorganisasian bahan pengajaran berarti
mengorganisasikan bahan mengorganisasikan bahan dan ide baru, sebagian bagian
yang bermakna bagi siswa; (4) belajar yang bermakna bagi masyarakat modern
berarti belajar tentang proses-proses belajar, keterbukaan belajar mengalami
sesuatu, bekerja sama dengan melakukan perubahan diri selama terus-menerus; (5)
belajar yang optimal akan terjadi, bila siswa berpartisipasi secara bertanggung
jawab dalam proses belajar; (6) belajar mengalami dapat terjadi, bila siswa
mengevaluasi dirinya sendiri; dan (7) belajar mengalami menuntut keterlibatan
siswa secara penuh dan sungguh-sungguh.
d. Belajar
menurut pandangan Benjamin Bloom
Keseluruhan tujuan pendiidkan dibagi atas hierarkhi
atau taksonomi menurut Benjamin Bloom (1956) menjadi tiga kawasan (domain)
yaitu : (1) domain kognitif mencakup kemampuan intelektual mengenal lingkungan
yang terdiri atas enam macam kemampuan yang disusun secara hierarkis dari yang
paling sederhana sampai yang paling kompleks yairu pengetahuan (kemampuan
mengingat kembali hal-hal yang telah dipelajari), pemahaman ( kemampuan
menangkap makna atau arti sesuatu hal), penerapan (kemampuan mempergunakan
hal-hal yang telah dipelajari untuk menghadapi sesusatu bar dan nyata),
analisis (kemampuan menjabarkan sesuatu menjadi bagian bagian sehingga struktur
organisasinya dapat dipahami), sintesis (kemampuan memadukan bagian-bagian
menjadi satu keseluruhan yang berarti, dan penilaian (kemampuan memberikan
harga sesuatu hal berdasarkan criteria intern, kelompok, ekstern, atau yang
telah ditetapkan terlebih dahulu); (2) domain afektif mencakup
kemampuan-kemampuan emosional dalam mengalami dan menghayati sesuatu hal yang
meliputi lima macam kemampuan emosional (3) domain psikomotor yaitu kemampuan
–kemampuan motorik menggiatkan dan
mengordinasikan gerakan yang terdiri dari gerakan reflex, kemampuan
perseptualdan gerakan dasar.
e. Belajar
Menurut Jerome S. Brunner
Jerome S. Brunner (1960)seorang ahli psikologi
perkembangan dan ahli pskologi belajar kognitif. Bruner tidak mengembangkan
suatu teori belajar yang sistematis, yang penting baginya ialah cara-cara
bagaimana orang memilih, mempertahankan dan mentransformasi informasi secara
efektif, inilah menurut Bruner inti dari belajar. Menurut Bruner (1960) dalam
proses belajar dapat dibedakan pada tiga fase yaitu : (1) informasi, dalam tiap
pelajaran kita peroleh sejumlah informasi, ada yang menambah pengetahuan yang
telah kita miliki, adayang memperhalus dan meperdalamnya, ada pu-?la informasi
yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya, misalnya bahwa
tidak ada energy yang lenyap; (2) transformasi, informasi itu harus dianalisis,
diubah atau ditransformasi kedalam bentuk yang lebih abstrak , atau konseptual
agar dapat digunakan untu7k hal-hal yang lebih luas dalam hal ini bantuan guru
sangat diperlukan; dan (3) evaluasi, kemudian kita nilai hingga manakah
pengetahuan yang kita peroleh dan transformasi itu dapat dimanfaatkan untuk
gejala-gejala lain.
2.
Apa
yang saudara ketahui tentang teori belajar dibawah ini?
a.
Disiplin
Mental
b.
Behaviorisme
c.
Cognitive
Jawab:
a. Teori
Disiplin Mental
Teori
disiplin mental (Plato, Aristoteles) menganggap bahwa dalam belajar mental
siswa didisiplinkan atau dilatih. Dalam mengajar siswa membaca misalnya, guru
pengikut teori ini melatih “ otot-otot” mental siswa. Guru-guru ini mula-mula
aikan memberikan daftar kata-kata yang diinginkannya dengan menggunakan
kartu-kartu dimana tertulis setiap kata-kata itu Selanjutnya mereka melatih
siswa-siswa mereka , dan setiap hari diberi tes dan siswa-siswa yang belum
pandai harus kembali sesudah jam sekolah untuk dilatih lagi. Menurut rumpun
psikologi teori disiplin mental ini individu memiliki kekuatan, kemampuan,
atau-potensi-potensi tertentu.
b. Teori
Behaviorisme
Rumpun
Teori ini disebut behaviorisme karena sangat menekankan perilaku atau tingkah laku
yang dapat diamati atau terukur. Teori-teori dalam rumpun ini bersifat
molecular, karena memandang kehidupan individu terdiri atas unsur-unsur seperti
halnya molekul-molekul. Ada beberapa dari rumpun teori ini yaitu : (1)
mengutamakan unsur-unsur atau bagaian-bagian kecil ; (2) bersifat mekanistis;
(3) menekankan peranan lingkungan; (4) mementingkan pembentukan reaksi atau
respon; (5) menekankan pentingnya latihan.
c. Teori
Kognitif
Teori
kognitif, dikembangkan oleh para ahli psikologi kognitif, teori ini berbeda
degan behaviorisme, bahwa yang utama pada kehidupan manusia adalah pengetahuan
dan bukan respon.
3.
Terdapat
beberapa pendekatan dalam pembelajaran, salah satunya mengelompokkan secara
berpasangan sebagai berikut: pendekatan proses hasil, pendekatan induktif-deduktif,
dan pendekatan ekspositori-heuristik. Jelaskan arti dan Perbedaannya?
Jawab:
a. Pendekatan
deduktif-induktif
Pendekatan deduktif adalah proses penalaran yang
bermula dari keadaan umum kekeadaan khusus sebagai pendekatan pengajaran yang
bermula dengan menyajikan aturan, prinsip umum itu kedalam keadaan khusus.
Sedangkan pendekatan induktif adalah pendekatan pengajaran yang menghendaki
agar penarikan kesimpulan didasarkan atas fakta-fakta yang konkrit sebanyak
mungkin. Berfikir induktif ialah suatu proses dalam berfikir yang berlangsung
dari hal yang khusus menuju ke umum.Perbedaannya dari pendekatan induktif dan
deduktif adalah dalam penarikan kesimpulannya dalam deduktif kesimpulan diambil
dalam hal yang bersifat khusus, kalau induktif kesimpulan diambil dalam bentuk
sesuatu yang umum.
b. Pendekatan
ekspositori Heuristik
Pendekatan
Ekspositori adalah Pendekatan dengan cara menyampaikan ilmu pengetahuan kepada
siswa. Siswa dipandang sebagai objek yang menerima apa yang diberikan guru.
Biasanya guru menyampaikan informasi mengenai bahan pengajaran dalam bentuk
penjelasan dan penuturan secara lisan, yang dikenal dengan istilah kuliah,
ceramah, dan lecture. Dalam pendekatan ini siswa diharapkan dapat menangkap dan
mengingat informasi yang telah diberikan guru, serta mengungkapkan kembali apa
yang dimilikinya melui respon yang ia berikan pada saat diberikan pertanyaan
oleh guru.
Pendekatan
Heuristik adalah pendekatan pengajaran yang menyajikan sejumlah data dan siswa
diminta untuk membuat kesimpulan menggunakan data tersebut, implementasinya
dalam pengajaran menggunakan metode penemuan dan metode inkuiri. Metode
penemuan didasarkan pada anggapan, bahwa materi suatu bidang studi tidak saling
lepas, tetapi ada kaitan antara materi-materi itu
Perbedaan antara
kedua pendekatan ini adalah Pendekatan ekspositori guru yang berperan aktif
sedangkan heuristic siswa yang berperan aktifnya, Kesimpulan dari materi
melalui pendekatan heuristi bebas ditentukan siswa sedangkan ekspositori ditentukan
oleh guru.
c. Pendekatan
Proses- Hasil
Pendekatan
Proses adalah suatu pendekatan pengajaran memberi kesempatan kepada siswa untuk
ikut menhgayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu
keterampilan proses.
Pendekatan Hasil
merupakan suatu pendekatan pengajaran yang memperhatikan hasil dari proses.
Pendekatan Proses dan hasil sangat berhubungan, karena jika prosesnya baik maka
hasilnyapun akan baik pula.
Perbedaan
Pendekatan Proses dan Hasil adalah Jika Proses merupakan suatu rangkaian
kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan, kalau hasil lebih melihat pada
hasil penilaian terhadap segala proses yang telah dilakukan.
4.
Jelaskan
tentang : hakekat, ruang lingkup, sumber materi, karakter, posisi dan nilai
dari pembelajaran geografi?
Jawab:
a. Hakekat
Pembelajaran Geografi adalah
1) Pengajaran
tentang aspek-aspek keruangan permukaan bum yang merupakan keseluruhan gejala
alam dan kehidupannya. Umat manusia dengan variasi kewilayahannya.
2) Pengajaran
tentang hakekat geografi yang diajarkan di sekolah dan disesuaikan dengan
tinjgkat perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan masing-masing.
b. Ruang
Lingkup Pengajaran Geografi
1) Alam
lingkungan yang menjadi sumber daya bagi kehidupan manusia.
2) Penyebaran
umat manusia dengan variasi kehidupan.
3) Interaksi
keruangan umat manusia dengan alam lingkungan yang memberikan variasi terhadap
cirri khas tempat-tempat di permukaan bumi.
4) Kesatuan
regional yang merupakan perpaduan antara darat, perairan, dan udara diatasnya.
c. Sumber
Belajar Pengajaran geografi bisa berupa buku paket, peta, gambar, kondisi
sosial dan fisik di lapangan, dan juga fenomena geografi di lingkungan sekitar.
d. Karakteristik
Pembelajaran Geografi
1)
Pembelajaran geografi
memperhatikan aspek keruangan, kelingkungan dan kompleks wilayah. Pengorganisasian
maateri dimulai dari pengenalan fenomena geografis dengan memanfaatkan bentang
alam sekitarnya sebagai sumber informasi geografis. Bersamaan dengan kemajuan
teknologi informasi, Geografi mengembangkan system informasi dari konvensional
ke dalam penyajian mutakhir dalam bentuk teknologi system informasi.
2)
Dalam pembelajaran
Geografi, lapangan merupakan sumber materi dan sekaligus media belajar
langsung. Lapangan sebagai sumber informasi merupakan tantangan yang penuh
dengan permasalahan yang menuntut jawaban dan penyelesaian. Untuk memahami
fenomena geografis siswa seyogyanya diajak melakukan kontak langsung dengan
lapangan dalam kegiatan lapangan.
e. Posisi
dan Nilai pembelajaran Geografi
1) Sebagai
mata pelajaran yang mengembangkan pemahaman dan kompetensi siswa tentang
organisasi spasial, masyarakat, tempat-tempat, dan lingkungan pada permukaan
bumi.
2) Sebagai
mata pelajaran yang mengembangkan pemahaman proses-proses fisik yang membentuk
pola-pola muka bumi, karakteristik dan persebaran spasial ekologis di muka
bumi, sehingga diharapkan siswa dapat memahami bahwa manusia menciptakan
wilayah untuk menyederhanakan kompleksitas muka bumi.
3) Memotivasi
siswa untuk lebih aktif menelaah dan menyadari bahwa kebudayaan dan pengalaman
mempengaruhi persepsi manusia tentang tempat-tempat dan wilayah. Dengan
demikian siswa diharapkan bangga akan warisan budaya dengan memiliki kepedulian
kepada keadilan social, proses-proses demokratis dan kelestarian ekologis, yang
pada gilirannya dapat mendorong siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan di
lingkungannya pada masa kini dan masa depan.
5.
Terdapat
beberapa strategi pembelajaran yang dapat dikembangkan oleh seorang guru dalam
melaksanakan pembelajaran, seperti ;
a)
Strategi
Pembejaran Ekspositori
b)
Strategi
Pembejaran Inkuiri
c)
Strategi
Pembejaran Berbasis masalah
d)
Strategi
Pembejaran Peningkatan Kemampuan Berfikir
e)
Strategi
Pembejaran kooperatif
f)
Strategi
Pembejaran Kontekstual
g)
Strategi
Pembejaran Afektif
Jawab :
a.
Langkah dalam penerapan Metode ekspositori, yaitu:
1. Persiapan (Preparation)
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Dalam strategi ekspositori, langkah persiapan merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori sangat tergantung pada langkah persiapan.
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan di antaranya adalah:
1)
Memberikan sugesti yang positif
dan hindari sugesti yang negatif.
2)
Mulailah dengan mengemukakan
tujuan yang harus dicapai.
3)
Bukalah file dalam otak siswa.
2.Penyajian
Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. Yang harus dipikirkan guru dalam penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Karena itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini, yaitu: (1) penggunaan bahasa, (2) intonasi suara, (3) menjaga kontak mata dengan siswa, dan (4) menggunakan joke-joke yang menyegarkan.
c. Korelasi
(Correlation)
Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya.
d. Menyimpulkan
(Generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti {core) dari materi pelajaran yang telah disajikan.
e.
Mengaplikasikan (Application)
Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Melalui langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh siswa. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini di antaranya: (1) dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan, (2) dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan.
Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan metode dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan Mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah.
2. Merumuskan
Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat.
3. Merumuskan
Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.
4. Mengumpulkan
Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
5. Menguji
Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Dalam menguji hipotesis yang terpenting adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan.
6.
Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan
kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan
hasil pengujian hipotesis.
c. Langkah-langkah
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Sintaks
suatu pembelajaran berisi langkah-langkah praktis yang harus dilakukan oleh
guru dan siswa dalam suatu kegiatan. Dalam pembelajaran berdasarkan masalah,
ada 5 langkah utama yaitu:
Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah
Fase-fase
|
Perilaku
Guru
|
Fase 1 :
Memberikan orientase tentang
permasalahann
|
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran,mendeskripsikanberbagai kebutuhan logistik penting dan
memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah.
|
Fase 2 :
Mengorganisasikan peserta didik
Meneliti
|
Guru membantu peserta didik
mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas-tugas belajar terkait dengan permasalahannya
|
Fase 3 :
Membantu
investigasi mandiri dan kelompok
|
Guru mendorong peserta didik untuk
mendapatkan
informasi yang tepat, melaksanakan eksperimen, dan mencari penjelasan dan
solusi.
|
Fase 4:
mengembangkan dan
mempresentasekan
artefak dan exhibit
|
Guru membantu peserta didik dalam
merencanakan
dan menyiapkan artevak-artefak yang tepat, seperti laporan, rekaman vidio,
dan model-model serta membantu mereka untuk menyampaikan kepada orang lain.
|
Fase 5:
Menganalisis dan mengevaluasi proses
mengatasi masalah
|
Guru
membantu peserta didik melakukan refleksi terhadap investigasinya dan
proses-proses yang mereka gunakan.
|
1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi murid
Pada tahap
ini Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran
tersebut dan memotivasi murid
2. Menyajlkan informasi
Pada tahap
ini Guru menyampaikan informasi kepada murid dengan jalan demonstrasi atau
lewat bacaan.
3. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar
Pada tahap
ini Guru menjelaskan kepada murid bagaimana caranya membentuk kelompok belajar
dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
4.: Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Pada
tahap ini Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas.
5. Evaluasi
Pada
tahap ini Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari
oleh masing-masing kelompok dan mempresentasikannya.
6. Memberikan penghargaan
Pada
tahap ini Guru mencari cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar
individu dan kelompok.
e. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Kontekstual
1) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan
belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri
pengetahuan dan keterampilan barunya.
2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan
inkuiri untuk semua topik.
3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa
dengan bertanya.
4) Ciptakan masyarakat belajar.
5) Hadirkan model sebagai contoh
pembelajaran.
6) Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
7) Lakukan penilaian yang sebenarnya
dengan berbagai cara
f. Langkah
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir
SPPKB menekankan kepada keterlibatan siswa secara penuh dalam belajar.Hal
ini sesuai dengan hakikat SPPKB yang tidak mengharapkan siswa sebagai obyek
belajar yang hanya duduk mendengarkan penjelasan guru,kemudian mencatat yang
berhubungan dengan penguasaan materi pelajaran dan mencatat untuk dihafalkan.
Ada 6 tahap dalam SPPKB,sebagai berikut :
1. Tahap orientasi
Pada tahap ini guru mengondisikan siswa pada posisi siap untuk melakukan
pembelajaran .Tahap orientasi dilakukan dengan,pertama penjelasan tujuan yang
harus dicapai, baik tujuan yang berhubungan dengan penguasaan materi pelajaran
,maupun tujuan yang berhubungan dengan proses pembelajaran atau kemampuan
berpikir yang harus dimiliki oleh siswa.Kedua,penjelasan proses pembelajaran
yang harus dilakukan siswa dalam setiap tahapan proses pembelajaran.
2. Tahap Pelacakan
Tahap pelacakan
adalah,tahapan penjajakan untuk memahami pengalaman dan kemampuan dasar siswa
sesuai dengan tema atau pokok persoalan yang akan dibicarakan.Melalui tahapan
inilah guru mengembangkan dialog dan tanya jawab untuk mengungkap pengalaman
apa saja yang telah dimiliki siswa yang dianggap relevan dengan tema yang akan
dikaji.Dengan berbekal pemahaman itulah selanjutnya guru menentukan bagaimana
ia harus mengembangkan dialog dan tanya jawab pada tahapan-tahapan selanjutnya.
3. Tahap Konfrontasi
Tahap konfrontasi,adalah tahapan penyajian
persoalan yang harus dipecahkan sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman
siswa.Untuk merangsang peningkatan kemampuan siswa pada tahapan ini,guru dapat
memberikan persoalan-persoalan yang dilematis yang memerlukan jawaban atau
jalan keluar.Persoalan yang diberikan sesuai dengan tema atau topic itu tentu
saja persoalan yang sesuai dengan kemampuan dasar atau pengalaman siswa.Pada
tahap ini guru harus dapat mengembangkan dialog agar siswa benar-benar memahami
persoalan yang harus dipecahkan.
4. Tahap inkuiri
Tahap inkuiri adalah tahapan terpenting dalam SPPKB.Pada tahap inilah siswa
belajar berpikir yang sesungguhnya.Melalui tahapan inkuiri siswa diajak untuk
memecahkan persoalan yang dihadapi.Oleh sebab itu guru harus memberikan ruang
dan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan gagasan dalam upaya penecahan
persoalan.
5. Tahap Akomodasi
8) Tahap akomodasi adalah tahapan pembentukan pengetahuan baru melalui proses
penyimpulan.Pada tahap ini siswa dituntut untuk dapat menemukan kata-kata kunci
sesuai dengan topic atau tema pembelajaran.Pada tahap ini melalui dialog guru
membimbing agar siswa dapat menyimpulkan apa yang mereka temukan dan mereka
pahami sekitar topic yang dipermasalahkan.
6. Tahap Transfer
Tahap transfer adalah tahapan penyajian masalah baru yang sepadan dengan
masalah yang disajikan.Tahap transfer dimaksudkan agar agar siswa mampu
menstransfer kemampuan berpikir setiap siswa,untuk memecahkan masalah-masalahbaru.Pada
tahap ini guru memberikan tugas-tugas yang sesuai dengan topic pembahasan.
g. Langkah
Strategi Pembelajaran
Afektif
1.
Proses Pembentukan Sikap.
PolaPembiasaan.
Dalam proses pembelajaran di sekolah, baik secara disadari maupun tidak, guru dapat menanamkan sikap tertentu kepada siswa melalui proses pembiasaan, misalnya sikap siswa yang setiap kali menerima perilaku yang tidak menyenangkan dari guru, satu contoh mengejek atau menyinggung perasaan anak. Maka lama kelamaan akan timbul perasaa benci dari anak tersebut yang pada akhirnya dia juga akan membenci pada guru dan mata pelajarannya.
2.
Modeling.
Pembelajaran sikap dapat juga dilakukan melalui proses modeling yaitu pembentukan sikap melalui proses asimilasi atau proses pencontohan. Salah satu karakteristik anak didik yang sadang berkembang adalah keinginan untuk malakukan peniruan (imitasi). Hal yang di tiru itu adalah perilaku – perilaku yang di peragakan atau di demonstrasikan oleh orang yang menjadi idamannya. Modeling adalah proses peniruan anak terhadap orang lain yang menjadi idolanya atau orang yang dihormatinya. Pemodelan biasanya di milai dari perasaan kagum.
Pembelajaran sikap dapat juga dilakukan melalui proses modeling yaitu pembentukan sikap melalui proses asimilasi atau proses pencontohan. Salah satu karakteristik anak didik yang sadang berkembang adalah keinginan untuk malakukan peniruan (imitasi). Hal yang di tiru itu adalah perilaku – perilaku yang di peragakan atau di demonstrasikan oleh orang yang menjadi idamannya. Modeling adalah proses peniruan anak terhadap orang lain yang menjadi idolanya atau orang yang dihormatinya. Pemodelan biasanya di milai dari perasaan kagum.
Komentar
Posting Komentar