RANGKUMAN PENGINDERAAN JAUH
SUMBER DARI BUKU PENGINDERAAN JAUH DAN APLIKASINYA
PENULIS DEDE SUGANDI
PENERBIT BUANA NUSANTARA PRESS
DITERBITKAN DI BANDUNG 2010
PENGANTAR
PENGINDERAAN JAUH
A.
PENDAHULUAN
1.
Pengertian Penginderaan Jauh
Penginderaan Jauh (remote sensing), adalah ilmu, teknologi
dan seni dalam memperoleh informasi mengenai objek atau fenomena di (dekat)
permukaan bumi tanpa kontak langsung dengan objek atau fenomena yang dikaji,
melainkan melalui media perekam objek atau fenomena yang memanfaatkan energi
yang berasal dari gelombang elektromagnetik dan mewujudkan hasil perekaman
tersebut dalam bentuk citra.
2.
Komponen
Dasar Penginderaan Jauh
Empat komponen dasar dari sistem penginderaan jauh adalah target, sumber
energi, alur transmisi, dan sensor. Komponen dalam sistem ini berkerja bersama
untuk mengukur dan mencatat informasi mengenai target tanpa menyentuh obyek.
Sumber energi yang memancarkan energi elektromagnetik pada target sangat
diperlukan. Energi berinteraksi dengan target dan sekaligus berfungsi sebagai
media untuk meneruskan informasi dari target kepada sensor. Sensor adalah
sebuah alat yang mengumpulkan dan mencatat radiasi elektromagnetik. Setelah
dicatat, data akan dikirimkan ke stasiun penerima dan diproses menjadi format
yang siap pakai, diantaranya berupa citra. Citra ini kemudian diinterpretasi
untuk menyarikan informasi mengenai target. Proses interpretasi biasanya berupa
gabungan antara visual dan automatic dengan bantuan komputer dan perangkat
lunak pengolah citra.
3.
Data
Penginderaan Jauh
Perekaman objek dapat dilakukan, karena tenaga dalam bentuk tenaga
elektromagnetik yang dipancarkan oleh matahari ke segala arah terutama ke permukaan
bumi, tenaga tersebut dipantulkan dan dipancarkan ke permukaan bumi. Data hasil
perekaman tersebut menghasilkan 2 jenis data yaitu data visual (citra) dan data
numeric. Data visual merupakan gambar dari objek yang direkam yang disebut
dengan citra. Menurut Hornby (1974) Citra adalah gambara yang tampak pada
cermin atau lensa melalui lensa kamera.
B. INTERPRETASI CITRA
Untuk
memperoleh manfaat dari data penginderaan jauh diperlukan teknik analisis data
penginderaan jauh. Analisis citra dalam penginderaan jauh merupakan
langkah-langkah untuk interpretasi citra merupakan suatu perbuatan untuk
mengkaji gambaran objek yang direkam. Esyang berbeda dengan Simonet dan Sutanto
mengemukakan bahwa interpretasi citra merupakan suatu perbuatan untuk mengkaji
foto maupun citra non foto dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan
menilai arti pentingnya objek yang tergambar pada citra tersebut.
Dalam
interpretasi, maka interpreter melakukan beberapa penalaran dengan tahapan
deteksi, identifikasi, klasifikasi dan menilai arti pentingnya suatu objek yang
tergambar pada citra.
C. PENGINDERAAN JAUH DAN GEOGRAFI
Geografi
adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan gejala atau fenomena
geosfer dengan pendekatan kewilayahan dan lingkungan dalam konteks keruangan. Dari
pengertian penginderaan jauh tersebut menunjukan bahwa data dan informasi
mengenai objek atau fenomena objek di permukaan bumi, sedangkan dari pengertian
geografi adalah geosfer yang sebagian besar menkaji permukaan bumi dan factor
yang memperngaruhinya.
Dari
pengertian tersebut menunjukan bahwa objek atau fenomena yang ada di permukaan
bumi dapat diperoleh dengan menggunakan jasa system penginderaan jauh. Dengan
menggunakan data penginderaan jauh tersebut, secara langsung interpreter dalam
mengkaji objek permukaan bumi yang tergambar pada citra tersebut secara
langsung menunjukan pendekatan kewilayahan, lingkungan dalam konteks keruangan.
FISIKA PENGINDERAAN JAUH
1.
Sistem Tenaga
Sumber tenaga yang serng
digunakan untuk penginderaan jauh adalah tenaga matahari. Radiasi matahari
memancar dalam bentuk tenaga elektromagetik yang membentuk berbagai panjang
gelombang. Radiasi matahari tersebut memancar ke permukaan bumi terhambat oleh
atmosfer bumi, sehingga bagian radiasi sebagai tenaga tersebut dipantulkan
kembali, dihamburkan diserap, dan dipantulkan.
Sistem penginderaan jauh menggunakan 2 tenaga yaitu :
a.
Tenaga Alam
(matahari) dikenal dengan system pasif.
b.
Sumber tenaga
buatan (Sistem Aktif) yang disebut dengan tenaga pulsa.
2.
Jendela Atmosfer
Energi yang dipancarkan
tidak hanya dipantulkan tapi ada yang diserap oleh atmosfer yang disebut dengan
jendela atmosfer, yang terbentuk karena atmosfer yang terdiri dari unsur kimia
mempunyai tugas dan fugsi menyerap .
Tenaga yang masuk ke
permukaan bumi dan mencapai objek, maka sebagian tenaga oleh objek akan
dihamburkan, dipantulkan, dan sebagian lagi diserap . pada waktu suhu udara
diatas permukaan bumi lebih rendah dibandingkan dengan suhu objek maka tenaga
yag diserap oleh objek tersebut dikeluarkan kembali ke atmosfer dalam tenaga
pancar. Tenaga yang terpancar maupun yang terpantul mempunyai perbedaan
berdasarkan tingkat kekerasan, kandungan air, mineral dan sebagainya.
3.
Interaksi
Komponen Penginderaan Jauh
a.
Sistem
Fotografik
Adalah
system penginderaan jauh yang
perekamannya berdasarkan pada tenaga alami (matahari), Sistem ini digunakan,
karena tenaga yang berasal dari matahari dan masuk ke permukaan bumi (objek)
memantul kembali. Semakin kecil tenaga yang dipantulkan, maka pembakaran
semakin kecil. Jadi rona film akan cerah, sedangkan setelah dicetak jadi gelap.
b.
Sistem Non
Fotografik
Sistem non
fotografik yaitu suatu system yang menggunakan tenaga elektromagnetik alami
maupun buatan, hanya perbedaan, dengan system fotografi, maka pada system non
fotografi dalam perekaman objek menggunakan sensor elektrik (Scanner) dengan
detektornya adalah pita magnetic . Jadi proses perekaman bukan pembakaran
seperti pada film, tetapi merekam tenaga pantulan maupun tenaga pancaran.
4.
SISTEM
PENGINDERAAN JAUH
a.
Wahana dan
Sensor (alat)
Wahana yang
digunakan untuk penginderaan jauh diantaranya : balon udara, pesawat terbang,
roket pesawat ulang alik, dan satelit. Khusus untuk wahana yang menggunakan
pesawat terbang, maka tingkat kerincian objek dapat ditingkatkan, karena dapat
digunakan secara multi tingkat (pada ketinggian yang berbeda ). Alat perekaman
(sensor) merupakan alat yang berfungsi sebagai penerima tenaga pantulan maupun
pancaran yang direkam oleh detector. Atas dasar proses perekaman, sensor,
detector dan panjang gelombang yang digunakan, maka sensor system penginderaan
jauh diklasifikasikan menjafi 2 yaitu :
1). Sensor
Fotografik, yang digunakan adalah kamera.
2). Sensor
Elektrik digunakan untuk perekaman system data pengideraan jauh non fotografik
5.
Fisika Penginderaan Jauh
Pengumpulan data dalam
penginderaan jauh dilakukan dari jarak jauh dengan menggunakan sensor buatan.
Dengan melakukan analisis terhadap data yang terkumpul ini dapat diperoleh
informasi tentang data obyek, daerah, atau gejala yang dikaji.
Karena
penginderaannya dilakukan dari jarak jauh, diperlukan tenaga penghubung yang
membawa data tentang obyek ke sensor. Data tersebut dapat dikumpulkan dan
direkam dengan tiga cara, yakni dengan mendasarkan atas variasi: (1) distribusi
daya (force), (2) distribusi gelombang bunyi, dan (3) distribusi tenaga
elektromagnetik.
Obyek, daerah, atau
gejala dipermukaan bumi dapat dikenali pada hasil rekamannya karena
masing-masing mempunyai karakteristik tersendiri dalam interaksinya terhadap
daya, gelombang bunyi, ataui tenaga elektromagnetik. Tenaga elektromagnetik
ialah paket elektrisitas dan magnetisisme yang bergerak dengan kecepatan sinar
pada frekuensi dan panjang gelombang tertentu, dengan sejumlah tenaga tertentu.
Dalam
penginderaan jauh digunakan tenaga elektromagnetik. Matahari merupakan sumber
utama tenaga elektromagnetik ini. Disamping matahari juga ada sumber tenaga
lain, baik sumber tenaga alamiah maupun sumber tenaga buatan. Sumber tenaga
alamiah digunakan dalam penginderaan jauh system pasif, sedang sumber tenaga
buatan dugunakan dalm penginderaan jauh sistem aktif.
Radiasi tenaga elektromagnetik berlangsung dengan
kecepatan tetap dan dengan pola gelombang harmonik. Pola gelombangnya dikatakan
harmonik karena komponen-komponen gelombangnya teratur secara sama dan
repetitif dalam ruang dan waktu (Sabins, Jr., 1978). Disamping itu pada tiap
bagian tenaga elektromagnetik ini terjalin hubungan yang serasi antara panjang
gelombang dengan frekuensinya, yakni dengan hubungan yang berkebalikan. Panjang
gelombang banyak digunakan dalam penginderaan jauh, sedang frekuensi lebih
banyak digunakan dalam teknologi radio (Beckman, 1975).
Tenaga elektromagnetik terdiri dari berkas atau spektrum
yang sangat luas, yakni melipui spektra Kosmik, Gamma, X, Ultraviolet, Tampak,
Inframerah, Gelombang Mikro (Microwave), dan. Jumlah total seluruh spektrum ini
disebut spektrum elektromagnetik.
6.
Spektrum
Elektromagnetik
Penginderaan jauh sangat tergantung dari energi gelombang
elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik dapat berasal dari banyak hal, akan
tetapi gelombang elektromagnetik yang terpenting pada penginderaan jauh adalah
sinar matahari. Banyak sensor menggunakan energi pantulan sinar matahari
sebagai sumber gelombang elektromagnetik, akan tetapi ada beberapa sensor
penginderaan jauh yang menggunakan energi yang dipancarkan oleh bumi dan yang
dipancarkan oleh sensor itu sendiri. Sensor yang memanfaatkan energi dari
pantulan cahaya matahari atau energi bumi dinamakan sensor pasif, sedangkan
yang memanfaatkan energi dari sensor itu sendiri dinamakan sensor aktif (Kerle,
et al., 2004)
Frekuensi adalah jumlah gelombang yang melalui suatu
titik dalam satu satuan waktu. Frekuensi tergantung dari kecepatan merambatnya
gelombang. Karena kecepatan energi elektromagnetik adalah konstan (kecepatan
cahaya), panjang gelombang dan frekuensi berbanding terbalik. Semakin panjang
suatu gelombang, semakin rendah frekuensinya, dan semakin pendek suatu
gelombang semakin tinggi frekuensinya.
Energi elektromagnetik dipancarkan, atau dilepaskan,
oleh semua masa di alam semesta pada level yang berbedabeda. Semakin tinggi
level energi dalam suatu sumber energi, semakin rendah panjang gelombang dari
energi yang dihasilkan, dan semakin tinggi frekuensinya. Perbedaan
karakteristik energi gelombang digunakan untuk mengelompokkan energi
elektromagnetik.
Susunan semua bentuk gelombang elektromagnetik
berdasarkan panjang gelombang dan frekuensinya dikelompokan dalam spektrum
elektromagnetik. Gambar spectrum elektromagnetik di bawah disusun berdasarkan
panjang gelombang (diukur dalam satuan _m) mencakup kisaran energi yang sangat
rendah, dengan panjang gelombang tinggi dan frekuensi rendah, seperti gelombang
radio sampai ke energi yang sangat tinggi, dengan panjang gelombang rendah dan
frekuensi tinggi seperti radiasi X-ray dan Gamma Ray.
7.
Hambatan dari
atmosfer
a.
Hamburan
Rayleigh, hamburan yang terisi oleh material maupun unsure-unsur kimia yang
ringan seperti Oksigen, gas, Ozon, nitrogen dsb. Gelombang pada spectrum
terdapat pada gelombang biru, menyebabkan foto hitam putih tampak berkabut dan
foto warna memberikan warna abu kebiruan.
b.
Hamburan Mie,
terdiri dari debu, kabut, asap, dan sebagainya. Dicirikan dengan warna langit
yang cerah keputihan. Hamburam ini banyak tersebar pada saluran hijau.
c.
Hamburan Non
Selektif, memiliki diameter material yang lebih besar dari spectrum tampak
dengan material seperti debu, asap, uap air, CO3 dsb. Hamburan ini
dicirikan dengan warna langit yang gelap.
TEKNIK DAN UNSUR INTERPRETASI CITRA
A. TEKNIK INTERPRETASI CITRA
Dalam interpretasi Citra, diklasifikasikan dalam 2
cara yaitu :
1.
Teknik Langsung
Teknik yang dilakukan dengan cara menginterpretasi
citra maupun digitasi secara langsung terhadap objek-objek yang nampak seperti
vegetasi, penggunaan lahan, jaringan jalan, dsb.
2.
Teknik tidak
langsung
Teknik ini dilakukan dengan cara menginterpretasi
objek-objek yang tidak nampak pada citra, karena tertutup oleh vegetasi dan
penggunaan lahan, tetapi objek tersebut dapat diinterpretasi dengan menggunakan
asosiasi suatu objek. Artinya harus dicari keterkaitan objek yang tidak nampak
dengan yang nampak di citra.
B. UNSUR INTERPRETASI
Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam mengamati kenampakan objek dalam foto udara,
yaitu:
1)
Rona
dan Warna
Rona adalah tingkat
kecerahan atau kegelapan suatu objek yang terdapat pada foto udara atau pada
citra lainnya. Pada foto hitam putih rona yang ada biasanya adalah hitam, putih
atau kelabu. Tingkat kecerahannya tergantung pada keadaan cuaca saat
pengambilan objek, arah datangnya sinar matahari, waktu pengambilan gambar
(pagi, siang atau sore) dan sebagainya. Pada foto udara berwarna, rona sangat
dipengaruhi oleh spektrum gelombang elektromagnetik yang digunakan, misalnya
menggunakan spektrum ultra violet, spektrum tampak, spektrum infra merah dan
sebagainya. Perbedaan penggunaan spektrum gelombang tersebut mengakibatkan rona
yang berbeda-beda. Selain itu karakter pemantulan objek terhadap spektrum
gelombang yang digunakan juga mempengaruhi warna dan rona pada foto udara
berwarna.
2)
Bentuk
Bentuk-bentuk atau
gambar yang terdapat pada foto udara merupakan kerangka suatu objek. Bentuk
merupakan ciri yang jelas, sehingga banyak objek yang dapat dikenali hanya
berdasarkan bentuknya saja.
3)
Ukuran
Ukuran merupakan
ciri objek yang antara lain berupa jarak, luas, tinggi lereng dan volume.
Ukuran objek pada citra berupa skala, karena itu dalam memanfaatkan ukuran
sebagai interpretasi citra, harus selalu diingat skalanya.
4)
Tekstur
Tekstur adalah tingkat
kekasaran pada citra.
Tekstur dinyatakan dengan: kasar, halus, dan sedang. Misalnya: Hutan bertekstur kasar, belukar
bertekstur sedang dan semak bertekstur halus.
5)
Pola
Pola merupakan ciri
yang menandai bagi banyak objek bentukan manusia dan bagi beberapa objek alamiah.
Pengertian
lain dari pola adalah keteraturan suatu objek. Contoh: Pola aliran trelis menandai struktur lipatan.
Permukiman dikenali dengan pola yang teratur, yaitu ukuran rumah dan jaraknya
seragam, dan selalu menghadap ke jalan. Kebun karet, kebun kelapa, kebun kopi
mudah dibedakan dari hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya yang teratur,
yaitu dari pola serta jarak tanamnya.
6)
Bayangan
Bayangan bersifat
menyembunyikan detail atau objek yang berada di daerah gelap. Meskipun
demikian, bayangan juga dapat merupakan kunci pengenalan yang penting bagi
beberapa objek yang justru dengan adanya bayangan menjadi lebih jelas. Contoh:
Lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan. Foto-foto yang sangat
condong biasanya memperlihatkan bayangan objek yang tergambar dengan jelas,
sedangkan pada foto tegak hal ini tidak terlalu mencolok, terutama jika
pengambilan gambarnya dilakukan pada tengah hari.
7)
Tinggi
Tinggi dapat menunjukan bayangan. Tinggi digunakan
dalam menginterpretasi objek datar atau tidaknya.
8)
Situs
Situs adalah kekhasan
suatu objek. Misalnya
permukiman pada umumnya memanjang pada pinggir beting pantai, tanggul alam atau
sepanjang tepi jalan. Juga persawahan, banyak terdapat di daerah dataran
rendah, dan sebagainya.
9)
Asosiasi
Asosiasi adalah
keterkaitan antara objek yang satu dengan objek yang lainnya. Contoh: pemukiman
berasosiasi dengan jalan.
BAB IV PENGINDERAAN
JAUH SISTEM FOTOGRAFIK
A. Citra
Di dalam penginderaan jauh, sensor merekam tenaga
yang dipantulkan oleh obyek dipermukaan bumi. Rekaman tenaga ini setelah
diproses membuahkan data penginderaan jauh. Data penginderaan jauh berupa data
digital dan numerik untuk dianalisis secara manual. Data visual dapat dibedakan
lebih jauh atas data citra dan dat noncitra. Data citra berupa gambaran yang
mirip ujud aslinya atau paling tidak berupa gambaran planimetrik. Data noncitra
pada umumnya berupa garis dan grafik.
a.
Pengertian Citra
1)
Citra adalah
gambaran objek yang dibuahkan oleh pantulan atau pembiasan sinar yang
difokuskan dari sebuah lensa atau cermin (Simonett, 1983).
2)
Citra merupakan
gambaran yang terekam oleh kamera atau sensor lainnya (Hornby).
b.
Citra Foto
Citra
foto adalah gambaran yang dihasilkan dengan menggunakan sensor kamera. Citra
foto dapat dibedakan berdasarkan:
2) Spektrum Elektromagnetik yang digunakan
Berdasarkan spektrum
elektromagnetik yang digunakan, citra foto dapat dibedakan atas:
a)
Foto ultra violet yaitu foto yang dibuat
dengan menggunakan spektrum ultra violet dekat dengan panjang gelombang 0,29
mikrometer.
b)
Foto ortokromatik yaitu foto yang dibuat
dengan menggunakan spektrum tampak dari saluran biru hingga sebagian hijau (0,4
- 0,56 mikrometer).
c)
Foto pankromatik yaitu foto yang dengan
menggunakan spektrum tampak mata.
d)
Foto infra merah yang terdiri dari foto
warna asli (true infrared photo) yang dibuat dengan menggunakan spektrum infra
merah dekat sampai panjang gelombang 0,9 mikrometer hingga 1,2 mikrometer dan
infra merah modifikasi (infra merah dekat) dengan sebagian spektrum tampak pada
saluran merah dan saluran hijau.
3) Sumbu kamera
Foto udara dapat
dibedakan berdasarkan arah sumbu kamera ke permukaan bumi, yaitu:
a)
Foto vertikal atau foto tegak (orto
photograph), yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap
permukaan bumi
b)
Foto condong atau foto miring (oblique
photograph), yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera menyudut terhadap garis
tegak lurus ke permukaan bumi. Sudut ini pada umumnya sebesar 10 derajat atau
lebih besar. Tapi apabila sudut condongnya masih berkisar antara 1 - 4 derajat,
foto yang dihasilkan masih digolongkan sebagai foto vertikal. Foto condong
masih dibedakan lagi menjadi:
1)
Foto agak condong (low oblique
photograph), yaitu apabila cakrawala tidak tergambar pada foto.
2)
Foto sangat condong (high oblique
photograph), yaitu apabila pada foto tampak cakrawalanya.
3) Warna yang digunakan
Berdasarkan
warna yang digunakan, citra foto dapat dibedakan atas:
a)
Foto berwarna semua (false colour).
Warna citra pada foto tidak sama dengan warna aslinya. Misalnya pohonpohon yang
berwarna hijau dan banyak memantulkan spketrum infra merah, pada foto tampak
berwarna merah.
b)
Foto berwarna asli (true colour).
Contoh: foto pankromatik berwarna.
4) Wahana yang digunakan
Berdasarkan
wahana yang digunakan, ada 2 (dua) jenis citra, yakni:
a) Foto udara, dibuat dari pesawat udara atau balon.
b) Foto satelit/orbital, dibuat dari satelit.
c.
Citra Non Foto
Citra non foto adalah
gambaran yang dihasilkan oleh sensor bukan kamera (lihat. Citra non foto
dibedakan atas:
1) Spektrum elektromagnetik yang digunakan
Berdasarkan
spektrum elektromagnetik yang digunakan dalam penginderaan, citra non foto
dibedakan atas:
a)
Citra infra merah thermal, yaitu citra
yang dibuat dengan spektrum infra merah thermal. Penginderaan pada spektrum ini
mendasarkan atas beda suhu objek dan daya pancarnya pada citra tercermin dengan
beda rona atau beda warnanya.
b)
Citra radar dan citra gelombang mikro,
yaitu citra yang dibuat dengan spektrum gelombang mikro. Citra radar merupakan
hasil penginderaan dengan sistim aktif yaitu dengan sumber tenaga buatan,
sedang citra gelombang mikro dihasilkan dengan sistim pasif yaitu dengan
menggunakan sumber tenaga alamiah.
2) Sensor yang digunakan
Berdasarkan sensor yang digunakan, citra non foto terdiri
dari:
a)
Citra
tunggal, yakni citra yang dibuat dengan sensor tunggal, yang salurannya lebar.
b)
Citra
multispektral, yakni citra yang dibuat dengan sensor jamak, tetapi salurannya
sempit, yang terdiri dari:
c)
Citra
RBV (Return Beam Vidicon), sensornya berupa kamera yang hasilnya tidak dalam
bentuk foto karena detektornya bukan film dan prosesnya non fotografik.
d) Citra MSS (Multi Spektral Scanner), sensornya dapat
menggunakan spektrum tampak maupun spektrum infra merah thermal. Citra ini
dapat dibuat dari pesawat udara.
3) Wahana yang digunakan
Berdasarkan
wahana yang digunakan, citra non foto dibagi atas:
a)
Citra Dirgantara (Airborne Image), yaitu
citra yang dibuat dengan wahana yang beroperasi di udara (dirgantara). Contoh:
Citra infra merah thermal, citra radar dan citra MSS. Citra dirgantara ini
jarang digunakan.
b)
Citra
Satelit (Satellite/Spaceborne Image), yaitu citra yang dibuat dari antariksa
atau angkasa luar. Citra ini dibedakan lagi atas
penggunaannya, yakni:
(1)
Citra satelit untuk penginderaan planet.
Contoh: Citra satelit Viking (AS), Citra satelit Venera (Rusia).
(2)
Citra satelit untuk penginderaan cuaca.
Contoh: NOAA (AS), Citra Meteor (Rusia).
(3)
Citra satelit untuk penginderaan sumber
daya bumi. Contoh: Citra Landsat (AS), Citra Soyuz (Rusia) dan Citra SPOT
(Perancis). d) Citra satelit untuk penginderaan laut. Contoh: Citra Seasat
(AS), Citra MOS (Jepang).
SISTEM
GELOMBANG MIKRO DAN RADAR
Penginderaan
jauh gelombang mikro adalah penginderaan jauh dengan menggunakan tenaga alami
dengan menggunakan gelombang mikro yaitu julat dari λ1.000 μm (1mm) samapaii
dengan 100 cm. meskipun julat gelombang mikro luas tetapi yang dimanfaatkan
untuk penginderaan jauh sisitem ini menggunakan panjang gelombang λ 1mm-30cm
A. Sistem
Pasif
Penginderaan
jauh system pasif menggunakan spectrum gelombang mikro, maka penginderaan jauh
ini disebut gelombang mikro. Hasil perekamannya dapat berupa data numeric
maupun data visual. Tenaga yang digunakan adalah gelombang mikro dengan julat λ
1mm – 100 cm. tenaga yang direkam oleh sensor gelombang mikro berasal dari
beberapa objek yang memancarkan tenaga 1. Pancaran oleh gas, oleh awan, dari
bawah permukaan tanah, dari permukaan objek, sinar dari luar dan pancaran
atmosfer.snesornya adalah radiometer. Keunggulan gelombang mikro adalah dapat
beroperasi pada siang dan malam dan dapat menembus awan, keterbatasannya adalah
resolusi spasialnya yang rendahdan geometriknya kasar. Penggunaan citra
gelombang mikro yaitu untuk meneliti hidrologi, meteorology, kelembaban tanah,
pertanian, pemetaan penggunaan lahan, geologi dan geomorfologi, dan oseanografi
(Lilesan dan Kiefer 1979).
B. Sistem
Aktif
Spectrum gelombang
mikro yang digunakan system gelombang mikro juga digunakan oleh system radar.
Perbedaan gelombang radar dan mikro terletak pada tenaga yang digunakan untuk
perekamannya.
SISTEM TERMAL
Penginderaan jauh sistem termal
adalah penginderaan jauh yang memanfaatkan pancaran suhu suatu benda. Semua
benda memancarkan panas yang disebabkan oleh gerak acak partikelnya. Gerak acak
ini menyebabkan gesesarn antara partikel benda dan menimbulkan peningkatan suhu
sehngga permukaan benda itu memancarkan panasnya. Tenaga elektromagnetik yang
dipancarkan oleh benda disebut tenaga pancaran yang besarnya diukur dengan
Watt.cm-2.
Meskipun semua benda di permukaan
bumi memancarkan panas, jumlah panas yang dipancarkan tidak sama bagi tiap
benda. Jumlah panas yang dipancarkan oleh tiap benda dipengaruhi oleh tiga
faktor, yaitu : panjang gelombang yang digunakan untuk mengukur atau menginderanya,
suhu permukaan benda, dan nilai pencarannya.
Suhu
pancaran yang yang berasal dari obyek di permukaan bumi direkam oleh suatu
sensor termal. Hasil rekaman tersebut bisa diproses menjadi citra maupun non
citra. Yang dimaksud dengan citra disini ialah citra inframerah termal yang
berupa gambaran dua dimensiobel atau gambaran piktorial. Sedangkan hasil
non-citra berupa garis atau kurva spektral, satu angka, atau serangkaian angka
yang mencerminkan suhu pancaran obyek yang terekam oleh sensor termal.
Dengan Sistem penginderaan jauh termal ini, maka perekaman data dapat dilakukan baik pada siang maupun malam hari. Tentusaja, perekaman harus dilakukan pada kondisi cuaca yang memungkinkan. Keunggulan lain dari sistem penginderaan jauh tenaga termal ini adalah menghasilkan citra yang mampu merekam ujud yang tak tampak oleh mata sehingga menjadi gambaran yang cukup jelas. Misalnya kebocoran pipa gas bawah tanah, kebakaran tambang batu bara bawah tanah, perbedaan suhu air, dan lain-lain.
Kelemahan citra inframerah termal terletak pada aspek geometrinya yang penyimpangannya lebih besar dari penyimpangan pada foto udara.
Komentar
Posting Komentar